Bushido
code # 7 – Kesetiaan.
Josiah
Royce di dalam bukunya The Philosophy of Loyalty mengatakan bahwa kesetiaan
merupakan salah satu karakter dari seluruh kebajikan yang ada ("the heart of
all the virtues, the central duty amongst all the duties".)
Menurut, Encyclopedia of Philosophy ada
dua jenis syarat unsur dari kesetiaan:
1)
Objek yang tepat. Kita harus setia dengan objek yang tepat. Kita tidak memiliki
ikatan kesetiaan terhadap musuh, terhadap orang-orang yang berbuat kejahatan,
namun kita setia terhadap orang tua, saudara, dan atasan kita, selain itu
2)
berdasarkan nilai moralitas yang tepat. Kebenaran/ moralitas merupakan hal yang
penting di dalam menjaga kesetiaan kita. Seorang yang setia adalah seorang yang
juga menunjung tinggi kebenenaran. Atau dapat disebut juga sebagai kesetiaan
terhadap kebenaran. Ketika seseorang diperintahkan untuk melakukan hal yang
tidak benar, oleh siapapun juga, maka seseorang harus memilih setia terhadap
kebenaran daripada melakukan “kesetiaan” yang naif.
Pada
zaman ini, manusia menjadi makhluk oportunis yang mencari kesempatan, berpindah
tuan ke sana kemari, untuk mendapatkan kepuasan yang mereka ingin gapai. Namun
bagi seorang samurai, kesetiaan adalah sesuatu yang sangat penting. Seorang
Samurai bagai seekor anjing yang setia kepada tuannya. Tidak ada kata “tidak” untuk perintah
tuannya. Mereka rela menderita, jika perlu bertahan dalam penganiayaan demi
mendapatkan kepercayaan tuannya. Bagi mereka, penghinaan dari seorang tuan
lebih manis dari ribuan pujian dari manusia lain.
Menjadi seorang samurai berarti
menjadi seorang yang tanpa memikirkan diri sendiri (selfless). Ketika memutuskan diri menjadi seorang samurai berarti
orang tersebut sudah memutuskan ikatan terhadap seluruh hawa nafsu dirinya. Dia
memberikan diri sebagai pelayan bagi atasannya.