Narcissus adalah kisah mitologi Yunani
yang menceritakan seorang yang sangat mencintai diri sendiri serta menganggap rendah dan
menghina orang lain. Dia adalah anak dewa sungai, Cephissus dan peri Liriope.
Suatu ketika Narcissus berjalan ditengah pepohonan. Peri gunung, Echo tidak
sengaja melihatnya, terkagum akan ketampanan dan kemudian jatuh cinta
kepadanya. Echo terus saja mengikuti Narcissus. Karena tahu dia dibuntuti, maka
Narcissus bertanya, “Siapa disana?” maka Echo membalas, “Siapa disana?” Karena
tidak tahan lagi, peri Echo memperlihatkan dirinya dan ingin memeluk Narcissus.
Narcissus mundur dan meminta Echo untuk menjauh daripadanya. Echo begitu patah
hati dan menghabiskan seluruh hidupnya dengan kesendirian di celah-celah
gunung. Nemesis, dewi keadilan mengetahui kejadian ini dan ingin menghukum
Narcissus. Nemesis, mengetahui kecenderungan hati Narcissus yang begitu
mencintai diri sendiri dan membawanya ke kolam dimana dia melihat sebuah
bayangannya sendiri di kolam tersebut. Dia melihat bayangan itu terlalu indah
dan terlalu nyata. Dia tidak sadar itu adalah dirinya sendiri. Dia terlalu
cinta dan kagum terhadap diri sendiri dan merasa terjerat dengan rasa kagum dan
cinta tersebut. Namun Narcissus sadar bahwa cinta itu tidak bisa diwujudkan dan
akhirnya bunuh diri.
Kata narsisme berasal dari Narcissus.
Sama seperti sikap Narcissus, narsisme adalah sebuah sakit rohani yang jikalau
terus dihidupi akan menjerat seorang dan membawa kehancuran bagi orang tersebut.
Narsisme akan membuat kita menjadi orang yang membanggakan diri serta
membanggakan apa yang kita miliki, memperlihatkan kehebatan kita serta seluruh
perolehan kita, serta membuat kita merendahkan sekaligus menghina orang lain.
Sikap tersebut akan menghancurkan diri kita sendiri, membuat kita tenggelam di
dalam kebanggaan diri kita, namun sebenarnya di mata orang lain kita adalah
orang yang jahat dan orang lain tidak menyenangi kita. Sungguh ironis, dikala
kita menyenangi dan mengagumi diri kita dengan pemikiran bahwa orang lain juga
memandang, memperhatikan, dan mengagumi kita, namun pada realitanya mereka
membenci kita. Sikap narsisme juga akan membuat kita lupa pentingnya perilaku korektif
akibat kita merasa diri kita sudah sempurna dan yang perlu mendapatkan koreksi
dan improvisasi adalah orang lain. Hal ini akan membuat kehidupan kita menjadi
kehidupan yang rusak dan stagnan.
terima kasih
ReplyDelete