
Natal merupakan sebuah
peringatan akan Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Keilahian Pribadi dari
Allah Anak tersebut tidak perlu dipertanyakan karena Alkitab sangat jelas
menceriatkan-Nya. Injil Yohanes mengatakan pada permulaan adalah Firman, Firman
itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Ibrani menceritakan
Sang Firman tersebut adalah pencipta, pemberi terang, dan penopang seluruh ciptaan.
Keilahian Allah yang menjadi manusia tersebut tidak perlu diragukan. Dia adalah
100% Allah dan 100% manusia. Pemahaman ini seringkali bukanlah menjadi
permasalah utama orang-orang Kristen, tetapi bagaimana memaknai Allah yang demikian.
Orang Kristen mengerti konsep tentang Allah yang berinkarnasi, tetapi
seringkali gagal untuk menghidupi prinsip inkarnasi tersebut.
Tuhan yang menjadi manusia
adalah Tuhan yang merendahkan diri serendah-rendahnya. Dia tdk menganggap
seluruh kemuliaan, pengagungan terhadap Nya adalah sesuatu yang harus
dipertahankan. Dia datang rela merendahkan diri karena taat kepada Bapa dan
mengorbankan diri demi manusia berdosa (selfless).
Setidaknya kita dapat belajar tiga hal dari sosok Ilahi yang berinkarnasi: 1)
Kerendahan hati; 2) Ketaatan; 3) Selfless. Apa gunanya seluruh jabatan, kekayaan, dan seluruh pencapaian seorang Kristen tetapi tidak memiliki tiga prinsip ini di dalam kehidupannya? Tanpa karakter-karakter inkarnasi tersebut, maka manusia hanyalah sekadar manusia yang senantiasa melawan Tuhan. Tahun 2016 merupakan tahun untuk kita hidup untuk meniru hidup Kristus yang berinkarnasi. Selamat
natal. Kiranya makna natal, kita bisa hidupi di dalam kehidupan kita bersama.
No comments:
Post a Comment