PENGAMPUNAN
Pada bagian ini, Yusuf
sedang bergumul tentang pengampunan. Mungkin sekitar 2 tahun lebih Yusuf
menguji saudara-saudaranya apakah mereka sudah berubah ataukah tetap sejahat
dahulu. Di dalam sikap Yusuf yang mempermainkan saudara-saudaranya, hati nurani
Yusuf tetap mendorongnya untuk melakukan hal yang benar, yaitu mengampuni
saudara-saudaranya. Akhirnya karena tidak tahan lagi, Yusuf menangis di depan
saudara-saudaranya dan memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya sembari
mengatakan bahwa meskipun saudara-saudaranye mereka-rekakan yang jahat
kepadanya, namun Tuhan mereka-rekakan demi kebaikan.
Secara pandangan
manusia, Yusuf memiliki alasan yang begitu banyak untuk tidak mengampuni
saudara-saudaranya dan menggunakan kekuasaannya yang besar itu untuk
membalas-dendam atau setidaknya terus-menerus mempermainkan saudaranya. Dia
dikhianati oleh saudara-saudaranya, dia tidak memiliki kesalahan apapun atas
saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya hanya iri kepada Yusuf karena Yusuf
bermimpi sesuatu yang sebenarnya sudah pasti akan terjadi. Saudara-saudaranya
tidak menerima bahwa mereka jauh lebih rendah dari Yusuf. Mereka iri kepada
Yusuf karena anugerah yang akan Tuhan berikan kepada Yusuf. Seribu satu alasan
untuk Yusuf membenci saudaranya, tidak ada alasan yang bisa kita temukan untuk
bisa membela saudara-saudaranya jikalau Yusuf akhirnya berbuat hal yang buruk
terhadap saudara-saudaranya.
Bagaimanapun juga,
lebih dari cara pikir manusia, Yusuf mampu melihat apa yang menjadi alasan yang
tidak tergoyahkan untuk mengampuni saudara-saudaranya, yaitu rencana Tuhan
untuk umat-Nya, yaitu anak-anak Yakub. Yakub mampu melepaskan diri dari batasan
cara pandang manusia dan melihat Tuhan sebagai alasan ultimat di dalam
mengambil tindakan. Yusuf melihat bahwa Tuhan ingin memakai bangsa yang rusak tersebut
untuk menggenapkan rencana yang sudah jauh hari dinyatakan kepada Abraham. Dari
kedua belas anak-anak Yakub, tidak ada yang benar secara moralitas dan
pandangan manusia. Sepuluh orang adalah orang yang immoral, hanya Yusuf dan
Benyamin yang bisa diandalkan. Itupun mungkin karena Benyamin masih kecil dan
belum mampu bersekongkol dengan kakak-kakaknya. Mayoritas umat pilihan Tuhan
tidak dapat diandalkan secara moralitas, tetapi Tuhan tetap saja ingin memakai
bangsa tersebut.
Sekarang ini, begitu banyak orang yang kecewa dengan gereja Tuhan,
karena gereja Tuhan tidak memiliki implikasi, hanya sekadar tahu apa yang benar
dan apa yang salah tanpa ada implementasi, tidak memiliki dampak terhadap
masyarakat, jemaat hanya bisa kritik sana kritik sini tanpa memiliki perubahan
di dalam diri, dan begitu banyak alasan untuk seorang Kristen yang berdedikasi
kepada Tuhan untuk membenci saudara seimannya. Namun, kita bisa kembali berkaca
kepada pengalaman Yusuf: seribu satu alasan untuk bisa membenci saudaranya,
tidak ada alasan untuk mengampuni saudaranya. Tetapi dia melepaskan diri dari
perhitungan manusia tersebut dan mengambil langkah yang benar menurut jalan
Allah, yaitu mengampuni. Apakah kita masih memiliki seribu satu alasan untuk
tidak mengampuni orang sekitar kita? Mari kita melepaskan diri dari cara hitung
manusia dan masuk ke dalam langkah yang Tuhan ingin kita lakukan. Tidak ada
pilihan lain, kecuali mengampuni!
No comments:
Post a Comment