
Lukisan ini diinspirasi oleh kitab Yehezkiel khususnya
Yehezkiel
37: 21-28. Yehezkiel adalah nabi yang berasal dari suku Lewi
dan dia hidup 6 abad sebelum Kristus. Pada masa adalah masa invasi Babilonia
(598-539 SM). Pada lukisan tersebut, nabi Yehezikel mengenakan sebuah syal di kepala dan bahu nya yang biasanya
digunakan ketika berdoa. Warna biru pada syal tersebut menandakan keadaan kontemplasi
Yehezkiel; warna merah menandakan cinta; warna ungu pada mantelnya menandakan kondisi
permohonan penghapusan dosa. Tangan kanan Yehezikel di dalam pose berdoa
sembari tangan kirinya memegang Firman Tuhan yang dituliskannya. Mata Yehezkiel
tepat mengarah kepada seorang anak muda di sebelah kanannya. Pose antara
Yehezkiel dan pemuda tersebut menandakan sebuah perbedaan pendapat. Pemuda
tersebut menginginkan Yehezkiel untuk melihat realita yang ada bahwa Tuhan
sedang menghukum Israel dan Israel sedang dilanda kehancuran. Tidak ada lagi
pengharapan bagi Israel. Tetapi Yehezkiel ingin mengatakan bahwa pengharapan yang
dia sedang katakan adalah benar karena berasal dari Tuhan.
Tuhan menjanjikan:
1.
Memberkati Yehuda
dan menjadi bertambah banyak (37:26b).
2.
Allah akan
berdiam ditengah-tengah umat-Nya (37:28).
3.
Allah akan
menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat Allah (37:23b; 27b).
Seringkali ketika kita melihat realita dunia yang
semakin buruk, keadaan yang semakin sulit, kita kehilangan pengharapan terhadap
janji-janji Tuhan. Dua hal yang harus kita ingat untuk menguatkan kita di dalam
mengarungi hidup sebagai anak-anak Tuhan:
1.
Tuhan tidak
pernah gagal dan
2.
Tuhan tidak
pernah mengingkari janji-Nya kepada kita.
Ketika kita mengalami kesulitan, berharaplah
kepada Tuhan dan janji-Nya di dalam Firman Tuhan dan di dalam penggilan hidup
kita sebagai umat Allah. Ketika kita mengalami kesulitan karena dosa-dosa kita
atau ketidaksetiaan kita kepada Tuhan, kembalilah kepada Tuhan, Tuhan akan
mengampuni kita dan memulihkan kita. Itulah janji Tuhan.
No comments:
Post a Comment