Amsal 21:20
Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang
bebal memboroskannya.
Di
dalam Alkitab, menabung bukanlah dianggap sebagai sebuah tindakan yang salah
atau sebuah tindakan serakah atau pelit. Justru Alkitab mengajarkan seorang
yang bijak pasti memiliki gaya hidup hemat dan suka menabung. Gaya hidup hemat
bukanlah sebuah gaya hidup yang serakah atau gaya hidup pelit. Ketiga hal ini
harus dibedakan. Pada artikel ini, penulis akan membedakan gaya hidup orang
yang bijaksana: hemat dengan tiga karakter yang berbeda: serakah, pelit, boros
(gaya hidup orang bodoh menurut Amsal).

Di dalam kisah orang Samaria yang baik hati. Dia
dianggap menjadi sesamanya manusia adalah karena sikap kemurah hatiannya. Itu
bukanlah sebuah pemborosan. Karena itu Alkitab sama sekali tidak pernah
memepertentangkan antara kehematan dan kemurahan hati. Justru Yesus memuji
sikap orang Samaria yang baik hati itu dan memandang rendah para ahli Taurat
dan orang Lewi yang tidak memiliki kemurahan hati sama sekali.
2.
Serakah.
Serakah adalah sebuah hasrat yang begitu besar terhadap kenikmatan-kenikmatan
dunia dan hal kenikmatan tersebut ingin dikejar dengan penuh dengan nafsu.
Setelah kenikmatan tersebut didapat maka akan dinikmati secara egois. Seorang
yang egois akan mengejar harta dengan begitu giat. Segala sesuatu halal baginya
untuk mendapatkan kekayaan. Hal yang paling haram baginya adalah tidak
mendapatkan kekayaan. Menjadi miskin adalah dosa besar. Menjadi kaya adalah
sesuatu yang mulia. Baginya banyak jalan menuju Roma. Semua jalan itu adalah
halal selama bisa sampai kepada Roma. Apa itu Roma bagi mereka? Roma itu adalah
kekayaan. Mereka siap untuk menginjak-injak orang miskin, mereka siap untuk
melawan dan menyingkirkan seluruh saingan. Karena semua itu adalah halal.
3.
Pelit.
Pelit adalah sebuah sikap yang tidak mau berbagi dengan orang lain. Menurut
Meriam-Webster pelit berarti lack of generosity.
Penyakit pelit ini tidak hanya dijangkit kepada orang kaya saja, tetapi juga
oleh orang miskin. Orang miskin merasa bahwa hidupnya sudah susah, bagaimana
mungkin dia bisa berbagi dengan orang lain. Orang kaya mengatakan bahwa ini
adalah jerih payah yang telah dia kerjakan. Maka harus dinikmati olehnya
sendiri. Bagaimana mungkin hasil dari kesulitan yang dia sendiri telah kerjakan
bisa dibagikan kepada orang yang tidak memiliki kontribusi di dalam segala
kesulitan yang dia lakukan.
Di dalam bahasa indonesia generosity berarti
dermawan atau kemurahan hati. Menurut Yesus sendiri, kemurahan hati adalah
salah satu karakter yang seharusnya dimiliki oleh orang Kristen. Yesus
mengatakan “berbagialah orang yang bermurah hati sebab mereka akan mendapatkan
kemurahan.” Yesus mengajarkan ini kepada para murid-Nya sebagai salah satu
etika dan tanda seorang Kristen yang sejati.
4.
Boros.
Boros adalah sebuah tindakan yang menghabiskan sebanyak-banyaknya uang atau harta
yang dimiliki demi keinginan atau kenikmatan pribadi. Seorang yang boros adalah
seorang yang bermurah hati terhadap diri sendiri tetapi dingin terhadap orang
lain. Baginya yang terpenting adalah dirinya. Baginya yang perlu dilayani dan
dipuaskan adalah dirinya sendiri. Bukanlah hal yang dosa baginya untuk
menghabiskan seluruh hartanya untuk melayani seluruh hasratnya. Selain karena
tidak menghormati ayahnya, kisah anak bungsu yang diceritakan di dalam Alkitab
sebagai sebuah tindakan dosa adalah karena dia memboroskan harta yang diberikan
kepadanya. Dia habiskan untuk memuaskan dirinya sendiri. Karena itulah tindakan
si bungsu dianggap dosa.
Sikap boros juga terjadi ketika seseorang
mengeluarkan biaya demi hal-hal yang tidak penting atau juga untuk bersenang-senang
bersama orang lain. Ini adalah sebuah tindakan yang bodoh. Seorang bodoh
menghabiskan hartanya demi sesuatu yang tidak memiliki faedah. Misalnya di
dalam berbagai tradisi di dunia ketika melakukan pesta pernikahan atau
penguburan, maka pemborosan dilakukan dengan begitu luar biasa. Seorang yang
bersukacita atau berdukacita tersebut bukannya mendapatkan meringankan beban
mereka, malahan masyarakat bahkan keluarga memaksa mereka secara psikologis
untuk melakukan pemborosan yang tidak perlu. Mereka harus mengadakan pesta
meriah yang diisi dengan acara dan makanan yang begitu luar biasa memakan biaya
yang mahal. Itu dianggap sebagai sesuatu
yang mulia. Mereka dipaksa dan diperlakukan sebagai raja dan ratu pada
saat pesta tersebut. Setelah pesta maka mereka akan dilupakan dan hidup
terlunta-lunta karena harta mereka dihabiskan untuk beberapa hari tersebut
bahkan mereka harus memiliki hutang karena pesta tersebut. Inilah tindakan
bodoh ketika melakukan pemborosan.
No comments:
Post a Comment