Amsal 24:5 Orang yang bijak lebih
berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang
yang tegap kuat.
Di dalam terjemahan Inggris ayat
ini lebih mudah dimengerti dan lebih dekat artinya dengan bahasa asli. Bahasa
inggris menyebutkan: Proverbs 24:5 A wise man is strong, And a man of
knowledge increases power yang
berarti: Seorang bijaksana kuat, dan seorang yang berpengetahuan (bijaksana)
menambah kekuatan.
Kata pertama yang menarik perhatian
adalah kata “kuat” (עֹז). Disebutkan bahwa orang yang bijaksana adalah orang yang kuat.
Apa yang dimaksud dengan kata kuat di sini? Apakah kata ini bersifat
sosial-politik, ataukah sekadar berbicara tentang kekuatan secara kerohanian? Ketika
kita meneliti seluruh Alkitab dan mencari penggunaan kata ini, maka kita
menemukan dua artian dari kata ini. Kuat secara:
1.
Sosial Politik (Yer. 48:17, Ams.
3:11). Amsal mengatakan ketika seseorang memiliki kebijaksanaan maka tidak
mengherankan orang tersebut juga secara otomatis memiliki kekuatan sosial
politik yang begitu besar. Kita bisa melakukan statistika melalui pendekatan
sejarah dan tentu kita akan menemukan bukti yang tidak dapat diragukan bahwa
setiap orang yang mencintai kebijaksanaan, setiap orang yang bijaksana pasti
memiliki kekuatan sosial politik yang begitu kuat. Sebut saja Sokrates, Plato,
Aristoteles, Kong Fu Tse, Lao Tse, bahkan di zaman modern seperti Mahatma
Gandi, sampai Dalai Lama. Orang-orang tersebut adalah orang yang
kebijaksanaannya tidak diragukan dan pada saat yang sama dengan mudah kita
menemukan bukti-bukti bahwa mereka memiliki kekuatan sosial politik yang begitu
besar. Mereka dengan mudah menggerakkan masa hanya dengan perkataan bahkan
sampai sekarang mereka memiliki kekuatan sosial politik yang begitu besar
melalui karya-karya dan pengajaran mereka.
Meskipun
memiliki masa yang begitu besar, dicintai oleh begitu banyak orang, bukan
berarti mereka tidak memiliki musuh (haters).
Setiap orang bijaksana pasti memiliki pengikut yang banyak sekaligus memiliki
musuh yang juga tidak sedikit. Kebijaksanaan mereka tentu akan meresahkan
orang-orang yang memiliki hidup sesuai dengan jalan kebebalan. Setiap perkataan
orang bijaksana adalah tusukan bagi mereka, menggangu nurani mereka, dan
membatasi ruang gerak mereka. Tentu secara tidak langsung, orang-orang bijak
akan memancing dan menciptakan permusuhan terhadap orang-orang bebal. Karena
itu tidak sedikit juga kisah orang-orang bijaksana yang mati secara tidak wajar
oleh lawan-lawan politik mereka, sebut saja Sokrates dan Mahatma Gandhi.
2. Kerohanian (Maz. 52:7). Selain
kuat secara sosial politik, orang-orang bijaksana pasti memiliki kekuatan
secara kerohanian. Dia tidak akan dengan mudah terhasut dan termakan rayuan
duniawi karena dengan kebijaksanaan tersebut dia akan mencintai kebenaran dan
mengarahkan hati terhadap kebenaran (Penjelasan detail di artikel saya: Perihal
Kebijaksanaan #17). Seringkali orang jatuh di dalam dosa karena kurang memiliki
kebijaksanaan. Akibat kurangnya kebijaksanaan tersebut, maka mmanusia gampang
terhasut oleh rayuan dunia karena dunia seringkali memperlihatkan bahwa
kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah hal yang bijak. Seringkali manusia dirayu
dengan pemahaman bahwa hidup sementara, sehingga menikmati seluruh kepuasan
dunia adalah sesuatu yang bijaksana. Padahal faktanya perilaku tersebut adalah
perilaku yang bebal dan bodoh. Sangat jauh dari kebijaksanaan yang
sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment