Thursday, 17 November 2016

PERIHAL KEBIJAKSANAAN #19 – FAKTA MENGENAI ORANG BIJAKSANA: ORANG YANG KUAT SECARA SOSIAL POLITIK DAN KEROHANIAAN.





Amsal 24:5 Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat.

Di dalam terjemahan Inggris ayat ini lebih mudah dimengerti dan lebih dekat artinya dengan bahasa asli. Bahasa inggris menyebutkan: Proverbs 24:5 A wise man is strong, And a man of knowledge increases power  yang berarti: Seorang bijaksana kuat, dan seorang yang berpengetahuan (bijaksana) menambah kekuatan.
            Kata pertama yang menarik perhatian adalah kata “kuat” (עֹז). Disebutkan bahwa orang yang bijaksana adalah orang yang kuat. Apa yang dimaksud dengan kata kuat di sini? Apakah kata ini bersifat sosial-politik, ataukah sekadar berbicara tentang kekuatan secara kerohanian? Ketika kita meneliti seluruh Alkitab dan mencari penggunaan kata ini, maka kita menemukan dua artian dari kata ini. Kuat secara:
1. Sosial Politik (Yer. 48:17, Ams. 3:11). Amsal mengatakan ketika seseorang memiliki kebijaksanaan maka tidak mengherankan orang tersebut juga secara otomatis memiliki kekuatan sosial politik yang begitu besar. Kita bisa melakukan statistika melalui pendekatan sejarah dan tentu kita akan menemukan bukti yang tidak dapat diragukan bahwa setiap orang yang mencintai kebijaksanaan, setiap orang yang bijaksana pasti memiliki kekuatan sosial politik yang begitu kuat. Sebut saja Sokrates, Plato, Aristoteles, Kong Fu Tse, Lao Tse, bahkan di zaman modern seperti Mahatma Gandi, sampai Dalai Lama. Orang-orang tersebut adalah orang yang kebijaksanaannya tidak diragukan dan pada saat yang sama dengan mudah kita menemukan bukti-bukti bahwa mereka memiliki kekuatan sosial politik yang begitu besar. Mereka dengan mudah menggerakkan masa hanya dengan perkataan bahkan sampai sekarang mereka memiliki kekuatan sosial politik yang begitu besar melalui karya-karya dan pengajaran mereka.
Meskipun memiliki masa yang begitu besar, dicintai oleh begitu banyak orang, bukan berarti mereka tidak memiliki musuh (haters). Setiap orang bijaksana pasti memiliki pengikut yang banyak sekaligus memiliki musuh yang juga tidak sedikit. Kebijaksanaan mereka tentu akan meresahkan orang-orang yang memiliki hidup sesuai dengan jalan kebebalan. Setiap perkataan orang bijaksana adalah tusukan bagi mereka, menggangu nurani mereka, dan membatasi ruang gerak mereka. Tentu secara tidak langsung, orang-orang bijak akan memancing dan menciptakan permusuhan terhadap orang-orang bebal. Karena itu tidak sedikit juga kisah orang-orang bijaksana yang mati secara tidak wajar oleh lawan-lawan politik mereka, sebut saja Sokrates dan Mahatma Gandhi.

2. Kerohanian (Maz. 52:7). Selain kuat secara sosial politik, orang-orang bijaksana pasti memiliki kekuatan secara kerohanian. Dia tidak akan dengan mudah terhasut dan termakan rayuan duniawi karena dengan kebijaksanaan tersebut dia akan mencintai kebenaran dan mengarahkan hati terhadap kebenaran (Penjelasan detail di artikel saya: Perihal Kebijaksanaan #17). Seringkali orang jatuh di dalam dosa karena kurang memiliki kebijaksanaan. Akibat kurangnya kebijaksanaan tersebut, maka mmanusia gampang terhasut oleh rayuan dunia karena dunia seringkali memperlihatkan bahwa kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah hal yang bijak. Seringkali manusia dirayu dengan pemahaman bahwa hidup sementara, sehingga menikmati seluruh kepuasan dunia adalah sesuatu yang bijaksana. Padahal faktanya perilaku tersebut adalah perilaku yang bebal dan bodoh. Sangat jauh dari kebijaksanaan yang sesungguhnya.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...