Saturday, 19 November 2016

PERIHAL KEBIJAKSANAAN #21 – Seorang Bijaksana adalah Seorang Yang Suka Menegur.





Amsal 25:12 Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.

Amsal 25:12 menyatakan bahwa salah satu ciri-ciri seorang bijaksana adalah seorang yang ingin menegur ketika melihat sesuatu yang salah atau sesuatu yang perlu diarahkan. Teguran merupakan hal yang berharga yang bisa diberikan oleh seorang yang bijaksana. Itu merupakan salah satu kemurahan yang mereka bisa berikan kepada orang-orang yang ada di sekeliling mereka karena tidak jarang teguran mengubah hidup seseorang. Seorang yang pernah ditegur adalah seorang yang memiliki kesempatan yang besar untuk bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dan terhindar dari keadaan-keadaan yang memalukan bahkan menghancurkan hidupnya. Dalam audisi American Idol, tampillah seorang kontestan yang begitu percaya diri. Ia meyakinkan para juri bahwa ia adalah bintang masa depan. Namun, sewaktu ia mulai bernyanyi, suaranya sedemikian buruk sehingga selang beberapa detik para juri terpaksa menghentikannya. Ia berkata dengan marah, “Bagaimana bisa kalian tidak melihat talenta saya? Selama ini tidak pernah ada yang mengkritik suara saya!” Peserta audisi American Idol tersebut tidak pernah mendapatkan teguran betapa buruknya suaranya. Karena tidak ada yang menegur, maka dia merasa suaranya indah, memiliki talenta yang besar, namun pada akhirnya dia mempermalukan dirinya sendiri. Amsal mengatakan bahwa seorang yang tidak menerima teguran, maka di kemudian hari orang tersebut akan menyesal dan mengatakan, “Ah, mengapa aku benci terhadap teguran.” (Amsal 5:12).
Teguran di dalam perspektif Kitab Suci memiliki makna yang mendalam. Teguran bukan berarti kicauan tanpa makna yang sekadar untuk menyatakan kemarahan. Teguran tidak berarti umpatan-umpatan kekecewaan yang berujung pada melukai hati seseorang. Untuk mengerti lebih mendapat apa itu teguran, maka kita bisa mengupas makna teguran dari bahasa aslinya. Kata teguran berasal dari מוֹכִ֥יחַ  (y¹kaµ) yang bisa diterjemahkan sebagai:
1. Argument (Argumen). Unsur pertama dari teguran adalah argumen. Argumen bukan berarti percakapan debat kusir yang berujung hal yang sia-sia. Argumen berarti penjelasan-penjelasan yang rasional tentang alasan tentang teguran harus diberikan. Ketika seseorang bersalah, maka hal yang bijaksana dilakukan adalah memberikan argumen kepadanya sehingga dia mengerti apa yang salah pada dirinya sehingga dia menyadari bahwa bahwa dia melakukan kesalahan yang harus dia perbaiki. Karena itu kata מוֹכִ֥יחַ  (y¹kaµ) juga bisa diterjemahkan sebagai dengan kata membuktikan melalui argumen-argumen.
2. Correct (memperbaiki). Fungsi menegur bukan sekadar membuat seseorang merasa dirinya bersalah, kemudian membuatnya menjadi orang yang tidak berpengharapan dan tertekan dengan kondisinya. Fungsi dari teguran adalah untuk memperbaiki orang yang ditegur agar dia dapat hidup dengan benar menurut jalan Tuhan, menurut jalan kebijaksanaan. Ketika argumen-argumen kita hanya sekadar menyudutkan orang yang bersalah, mungkin sebenarnya kita tidak menegur, mungkin sebenarnya hati kita hanya disulut oleh kebencian dan kemarahan dan ingin membuat orang tersebut sadar dan merasa dirinya orang yang bersalah namun tanpa pengharapan. Ada sebuah film Korea yang yang berjudul Sun Flower. Film tersebut menceritakan seorang preman yang membunuh seorang masyarakat ada ada di sebuah kota kecil. Mendengar bahwa anaknya terbunuh, maka ibu tersebut merasa sedih dan mencari pelaku pembunuhan tersebut. Karena tahu bahwa si pembunuh sudah dipejara, maka dia rajin mendatangi penjara tersebut untuk mengunjungi sang pembunuh dan dia menegur sang pembunuh. Anehnya ibu tersebut tidak hanya sekadar membuat orang tersebut merasa bersalah, tetapi memperbaiki kehidupan anak tersebut sehingga dia berubah menjadi seorang pemuda yang baik dan menghentikan seluruh tindakan kriminal yang dia pernah lakukan. Tidak sampai di situ, ibu tersebut rela menjadikan penjahat tersebut sebagai anaknya. Demikianlah dengan teguran, teguran tidak hanya bertujuan untuk menyatakan kesalahan tetapi juga memperbaiki kehidupan orang yang ditegur.
3. Punishment (Hukuman). Terkadang teguran juga bisa diartikan dengan penghukuman. Dalam kondisi-kondisi tertentu, teguran tidak cukup dengan perkataan dan argumen. Tetapi membutuhkan sebuah dampak riil ketika seseorang melakukan kesalahan sehingga dia mengerti bahwa kesalahan tersebut merugikan dan menyakiti orang lain. Karena rasa sakit tersebut maka dia sadar bahwa kesalahan bukan hal yang sepele, kesalahan seringkali menyakitkan, dan dia tahu bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak tepat untuk dilakukan. Adalah keputusan yang bijaksana ketika seseorang yang melakukan kesalahan yang sama dan ditegur berkali-kali, namun tetap mengulangi kesalahan yang sama mendapatkan penghukuman karena sikapnya yang tidak mengindahkan dan menganggap enteng teguran. Orang tersebut harus mendapatkan penghukuman sehingga lebih menyadari kesalahan tersebut adalah sebuah hal yang menyakitkan dan melukai orang lain. Karena itu Alkitab juga meminta orang tua untuk menghukum anaknya ketika anak tersebut merasa kesalahan bukan hal yang fatal dan teguran bukan hal yang penting untuk diperhatikan. Amsal 23:13 mengatakan bahwa orang tua yang tidak memukul anaknya berarti benci kepada anaknya. Justru ketika orang tua mengasihi anaknya, maka dia akan menghukum dan memukul anaknya. Demikian juga Allah yang adalah Bapa kita, dia akan menghukum kita ketika penghukuman itu diperlukan (Ibrani 12:5-6).

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...