John Wooden mungkin
dikenang sebagai salah seorang pelatih Basket terbesar di sepanjang zaman,
tetapi bagi anak asuhnya seperti Bill Walton dan teman-temanya, Wooden adalah
seorang yang mengajarkan mereka pentingnya sebuah karakter. Wooden mengajarkan
para pemainnya bagaimana menjadi seorang pemain basket terbaik, tetapi lebih
dari itu bagaimana menjadi manusia terbaik. Tidak sedikit diantara mereka salah
mengerti makna dari kesuksesan. Semula bagi para pemainnya kesuksesan adalah
menjadi lebih baik daripada orang lain, mendapatkan nilai yang tertinggi
meskipun mustahil untuk mereka peroleh. Wooden memperlihatkan bahwa sukses
berarti melakukan terbaik sesuai dengan kapasitas maksimalmu, sukses bukanlah
menjadi orang lain apalagi melebihi orang lain. Wooden lebih menghargai anak
didiknya yang mendapatkan nilai C dengan perjuangan maksimal daripada murid
yang pintar mendapatkan nilai sempurna tanpa usaha. Pengertian sukses demikian
yang diterjemahkan Wooden ketika melihat para pemain basketnya. Dia meminta
agar tidak ada yang ingin menonjolkan diri dengan kebolehan-kebolehan mereka,
disiplin dan keseriusan dilapangan adalah kunci kesuksesan.
Wooden juga mengajarkan
mereka tentang kunci kesuksesan, yaitu menghargai diri dan menghargai orang
lain. Wooden tidak pernah menghina para pemain yang paling tidak berbakat
sekalipun. Baginya keseriusan dan ketekunan adalah sesuatu yang patut dihargai.
Ketika murid nya melakukan kesalahan, Wooden mengkoreksinya tanpa
mempermalukannya. Wooden tidak pernah menghina seseorang karena latar belakang
mereka. Bahkan perbedaan pandangan politiknya terhadap para anak asuhnya tidak
menghilangkan cintanya kepada mereka. Misalnya saja Bill Walton yang pernah
dipenjara karena sikap politiknya yang anti terhadap pemerintahan. Wooden
langsung menjamin Walton agar dapat keluar dari penjara. Hal yang paling
mengesankan adalah tindakannya untuk menghargai ras lain. Di dalam tim Wooden
ada seorang pemain berkulit putih yang tidak terlalu cemerlang kemampuannya.
Namun di dalam liga basket pada saat itu, orang kulit hitam dilarang untuk
bermain di pertandingan formal. Memang Wooden tidak akan memainkan orang kulit
hitam tersebut, tetapi dia membatalkan ikut dalam liga tersebut karena
peraturan yang tidak adil. Wooden senantiasa menekankan sikap yang sopan dan
larangan keras untuk menghina manusia lain apapun yang menjadi latar belakang
mereka.
Salah seorang anak asuh
Wooden mengatakan memang dia banyak melupakan orang-orang yang hadir di dalam
hidupnya, tetapi tidak pernah melupakan seorang yang membentuknya menjadi manusia
yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment