Referensi: Kejadian 12:1-20
Hari
ini bersama istri belajar tentang panggilan
Allah terhadap Abraham. Abaraham adalah seorang yang dipanggil oleh Tuhan
untuk menjadi satu bangsa yang akan menjadi model tentang kasih perjanjian antara Tuhan
dan manusia. Namun panggilan yang diterima oleh
Abraham bukan sesuatu yang mudah. Panggilan ini punya harga yang harus dibayar. Jikalau kita membaca secara seksama kisah tentang
Abraham, kita akan mendemukan indikasi bahwa Abraham
adalah seorang yang sukses di negara nya, memiliki
bisnis
berjalan cemerlang dan juga kemampuan militer yang mumpuni. Dia adalah seorang yang mampu mengalahkan empat raja
dari berbagai negara bahkan mengejar mereka ketika melarikan diri (Kej. 14:1-16).
Dia
adalah seorang yang dihargai oleh bangsanya. Namun dalam kondisi seperti itulah
Abraham dipanggil.
Setiap
Panggilan Tuhan pasti ada risiko yg diambil juga. Panggilan Abraham membawa dia
menjadi orang yang hidup di dalam serba keterbatasan karena
harus meninggalkan kesuksesannya di tempat asalnya. Dia harus menghadapi
ancaman para penjahat yang ingin menyerangnya dan keluargaanya. Jikalau Abraham
tidak pergi maka dia tidak perlu pergi ke Mesir karena kelaparan dan akhirnya
memiliki kasus penipuan terhadap Firaun. Panggilan
Tuhan seringkali penuh penderitaan dan menuntut penyangkalan yang luar biasa.
Di dalam kondisi yang
sulit inilah justru menjadi kesempatan kita untuk menyatakan iman kita kepada
Tuhan dan menjadi saksi terhadap orang-orang yang ada di sekitar. Melalui penggilan dan pengorbanan yang kita lakukan,
orang mengerti apa yang menjadi hal yang terpenting di dalam kehidupan manusia.
Manusia seharusnya mementing rencana dan kehendak Tuhan jadi di dalam
kehidupannya. Namun seringkali begitu banyak hal seperti keuangan dan
kesuksesan membuat orang lebih memilih untuk tidak mengikut Tuhan. Ketika kita
hidup menjadi orang yang mengutamakan Tuhan, maka kita dapat menjadi saksi bagi
orang-orang yang disekitar kita, khususnya pada hari ini manusia adalah makhuk
yang memiliki agama bernama konsumerisme.
Jikalau
kita mengikut Tuhan karena ingin mendapatkan kemakmuran finansial, kesuksesan,
Dan kekuasaan maka kita salah alamat. Mengikut Tuhan berarti menyangkal diri dan memikul salib. Mengikut
Tuhan berarti kita siap menghadapi tantangan yang mungkin akan luar biasa di
depan sana.
Di
dalam perjalanan kita untuk menjalankan panggilan, Tuhan tidak akan pernah
meninggalkan kita. Di dalam kisah
Abraham kita melihat berbagai macam kegagalan yang dihadapai Abraham namun
Tuhan tetap setia kepada Abraham. Abraham berbohong tentang istrinya. Dia
mengatakan istrinya adalah saudara perempuannya karena Abraham takut kepada
Firaun. Namun Tuhan menolong Abraham pada saat itu sehingga Firaun tidak jadi
meniduri istri Abraham. Di dalam masa-masa tua dan secara biologis tidak mampu
memiliki anak, Abraham ragu kepada janji Tuhan, namun Tuhan menolong Abraham dan
membuktikan bahwa Abraham akan memiliki keturunan sehingga iman Abraham
dikuatkan lagi. Kerohanian Abraham jatuh bangun, namun Tuhan menyertai
dan memimpin Abraham sampai Abraham melihat kesetiaan Tuhan terhadap janjinya. Demikian juga kehidupan kita. Kita mungkin jauh lebih
buruk dari kisah kehidupan Abraham dihadapan Tuhan, tetapi ingat satu hal:
keberdosaan dan kegagalan kita untuk berkomitmen untuk setia kepada Tuhan,
tidak akan menggalkan rencana Tuhan di dalam kehidupan kita. Di lain pihak,
kita juga tetap memiliki kewajiban untuk berjuang dan berkomitmen untuk
menggenakan rencana Tuhan tersebut.
No comments:
Post a Comment