Sunday, 3 January 2016

Kejadian 12:1-20 - Belajar Menyangkal Diri Melalui Panggilan & Kehidupan Abraham

Referensi: Kejadian 12:1-20

Hari ini bersama istri belajar tentang panggilan Allah terhadap Abraham. Abaraham adalah seorang yang dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi satu bangsa yang akan menjadi model tentang kasih perjanjian antara Tuhan dan manusia. Namun panggilan yang diterima oleh Abraham bukan sesuatu yang mudah. Panggilan ini punya harga yang harus dibayar. Jikalau kita membaca secara seksama kisah tentang Abraham, kita akan mendemukan indikasi bahwa Abraham adalah seorang yang sukses di negara nya, memiliki bisnis berjalan cemerlang dan juga kemampuan militer yang mumpuni. Dia adalah seorang yang mampu mengalahkan empat raja dari berbagai negara bahkan mengejar mereka ketika melarikan diri (Kej. 14:1-16). Dia adalah seorang yang dihargai oleh bangsanya. Namun dalam kondisi seperti itulah Abraham dipanggil.

Setiap Panggilan Tuhan pasti ada risiko yg diambil juga. Panggilan Abraham membawa dia menjadi orang yang hidup di dalam serba keterbatasan karena harus meninggalkan kesuksesannya di tempat asalnya. Dia harus menghadapi ancaman para penjahat yang ingin menyerangnya dan keluargaanya. Jikalau Abraham tidak pergi maka dia tidak perlu pergi ke Mesir karena kelaparan dan akhirnya memiliki kasus penipuan terhadap Firaun.  Panggilan Tuhan seringkali penuh penderitaan dan menuntut penyangkalan yang luar biasa.
Di dalam kondisi yang sulit inilah justru menjadi kesempatan kita untuk menyatakan iman kita kepada Tuhan dan menjadi saksi terhadap orang-orang yang ada di sekitar. Melalui penggilan dan pengorbanan yang kita lakukan, orang mengerti apa yang menjadi hal yang terpenting di dalam kehidupan manusia. Manusia seharusnya mementing rencana dan kehendak Tuhan jadi di dalam kehidupannya. Namun seringkali begitu banyak hal seperti keuangan dan kesuksesan membuat orang lebih memilih untuk tidak mengikut Tuhan. Ketika kita hidup menjadi orang yang mengutamakan Tuhan, maka kita dapat menjadi saksi bagi orang-orang yang disekitar kita, khususnya pada hari ini manusia adalah makhuk yang memiliki agama bernama konsumerisme.
Jikalau kita mengikut Tuhan karena ingin mendapatkan kemakmuran finansial, kesuksesan, Dan kekuasaan maka kita salah alamat. Mengikut Tuhan berarti menyangkal diri dan memikul salib. Mengikut Tuhan berarti kita siap menghadapi tantangan yang mungkin akan luar biasa di depan sana.

Di dalam perjalanan kita untuk menjalankan panggilan, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Di dalam kisah Abraham kita melihat berbagai macam kegagalan yang dihadapai Abraham namun Tuhan tetap setia kepada Abraham. Abraham berbohong tentang istrinya. Dia mengatakan istrinya adalah saudara perempuannya karena Abraham takut kepada Firaun. Namun Tuhan menolong Abraham pada saat itu sehingga Firaun tidak jadi meniduri istri Abraham. Di dalam masa-masa tua dan secara biologis tidak mampu memiliki anak, Abraham ragu kepada janji Tuhan, namun Tuhan menolong Abraham dan membuktikan bahwa Abraham akan memiliki keturunan sehingga iman Abraham dikuatkan lagi. Kerohanian Abraham jatuh bangun, namun Tuhan menyertai dan memimpin Abraham sampai Abraham melihat kesetiaan Tuhan terhadap janjinya. Demikian juga kehidupan kita. Kita mungkin jauh lebih buruk dari kisah kehidupan Abraham dihadapan Tuhan, tetapi ingat satu hal: keberdosaan dan kegagalan kita untuk berkomitmen untuk setia kepada Tuhan, tidak akan menggalkan rencana Tuhan di dalam kehidupan kita. Di lain pihak, kita juga tetap memiliki kewajiban untuk berjuang dan berkomitmen untuk menggenakan rencana Tuhan tersebut.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...