Monday 30 March 2015

The Creation of Adam - Micheangelo (1511-1512)

The Creation of Adam - Micheangelo (1511-1512)


Lukisan The Creation of Adam adalah sebuah lukisan dinding yang dilukis pada tahun 1511-1512 oleh Michelangelo yang berada di Sistine Chapel. Lukisan ini dibuat atas permintaan dari Pauus Julius II. Lukisan ini beriskan tentang kisah penciptaan yang terdapat di dalam Kitab Kejadian di dalam Alkitab. 

Di dalam Lukisan tersebut terdapat dua figur utama: Allah dan Adam. Gambaran jari manusia yang tidak mencapai jari Allah. Adam secara pasif untuk memberikan jarinya mengarah kepada Allah. Gambaran tersebut memberikan pesan bahwa manusia adalah makhluk yang jauh lebih rendah dari Allah dan tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk memperoleh kehidupan karena itu kewajiban manusia adalah merendahkan diri dan bergantung kepada Allah atas kehidupannya. Pada lukisan tersebut juga terlihat bahwa pose tangan Adam meniru pose tangan Allah. Hal ini memiliki pesan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. 
Di sisi lain, jari Allah menuju jari Adam untuk memberikan kehidupan kepada Adam. Meskipun jari Allah tidak mencapai jari manusia namun kehidupan itu sampai kepada manusia. Hal ini menggambarkan kuasa Allah yang begitu luar biasa yang memberikan kehidupan kepada manusia. 

Pada masa sekarang ini,
1. Manusia memaknai diri secara Allah: sebagai Allah.
kita sangat jarang menemukan orang yang memaknai diri sebagai seorang manusia. Manusia cenderung melihat diri begitu tinggi yang lebih berlaku sebagai Allah daripada seorang manusia. Mereka memandang manusia lain lebih rendah berdasarkan kategori yang tidak sahih sama sekali, yaitu standard duniawi seperti kekayaan, pengetahuan yang tinggi, dan kemolekan. Bertingkah sebagai Allah ini jugalah yang menjadi dosa yang dilakukan oleh Adam setelah dia diciptakan. Lukisan ini seharusnya membawa kita kepada pemaknaan yang sejati tentang siapa kita manusia yang sesungguhnya: kita adalah manusia, bukan Allah, sehingga haruslah berlaku seperti manusia dan memperlakukan manusia lain seperti manusia, bukan memperlakukan seperti makhluk yang lebih rendah dari kita. 
Di dalam Kitab Suci sendiri dikisahkan bahwa Allah yang seharusnya bisa mengklaim posisi nya yang begitu tinggi, tidak melihat posisi tersebut sebagai sesuatu yang harus dipertahankan melainkan mengambil rupa manusia yang jauh lebih rendah. Pesannya adalah Allah yang mahatinggi saja rela merendahkan diri, apalagi kita manusia yang tidak layak memegahkan diri. Janganlah lupa untuk merendahkan diri. 

2. Tidak menyadari kebergantungan hidup yang sejati.
Manusia pada masa kini lebih bergantung kepada materi yang lebih rendah dari mereka. Materi-materi adalah ciptaaan yang jauh lebih rendah dari manusia, namun sekarang sudah menjadi ilah manusia. Standard kehidupan pada masa kini adalah benda-benda mati seperti uang, rumah mewah, kendaraan yang nyaman, dan lain-lainnya. Segala materi tersebut adalah bersumber dari Allah. Itu bukan hal yang menopang manusia, itu adalah berbagai fasilitas yang Tuhan berikan namun seringkali manusia memperilah berkat, bukan sumber berkat tersebut – manusia memperilah materi-materi yang menjadi berkat Allah, bukan Allah yang adalah sumber materi tersebut. 
Karena itu, haruslah kita senantiasa berefleksi: “apakah yang aku paling cari di dalam dunia ini? Berkat Allah kah, atau Allah sumber berkat itu sendiri?” Jikalau yang paling kita cari adalah berkat Allah, maka kita sudah menyembah berhala. Allah tidak bermain-main dengan penyembahan berhala, Allah benci dengan para penyembah berhala. Jikalau yang paling kita cari adalah berkat Allah, maka jangan buang-buang waktu untuk mengubah cara pandang kita tentang pengejaran utama di dalam kehidupan kita. Kita harus mengejar Tuhan: melayani Tuhan, dan menikmati Tuhan.

Sunday 29 March 2015

MY FIRST MOTOR SPORT: Minerva 150 vx.

MY FIRST MOTOR SPORT: Minerva 150 vx.

Tidak dapat dipungkiri, kendaraan bermotor merupakan salah satu kebutuhan utama di dalam menjalankan aktivitas hari-hari di masa kini. Salah satu alternatif adalah sepeda motor atau kendaraan beroda dua. 
Bagi golongan orang yang sangat menekankan penghematan waktu di dalam perjalanan dan biaya bahan bakar, khususnya di dala konteks DKI Jakarta yang tidak bisa tidak pasti jalanan mengalami kemacetan, sepeda motor adalah pilihan utama.
Penulis secara pribadi termasuk di dalam golongan orang yang mengedepankan penghematan waktu dan biaya bahan bakar tersebut . Semula penulis yang sangat awam tentang sepeda motor, untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi, langsung memilih motor bekas yang termurah. Pilihan tersebut jatuh pada sepeda motor Minerva 150 vx. Secara sepintas, motor ini terlihat sangat sporty. Penulis berpikir, “Kapan lagi dapat motor keren tapi murah?” Setelah beberapa bulan pemakaian, ternyata motor ini memiliki masalah yang tidak sedikit: mulai dari karburator, pengapian, kelistrikan. Ditambah kondisi penggunaan pemilik sebelumnya juga kurang baik sehingga tangki karat dan tidak jarang mengalami kebocoran bensin yang menetes sampai habis.
Namun penulis tidak begitu saja menyerah. Mengingat motor ini merupakan motor yang dibeli dengan jerih payah sendiri dan merupakan motor pertama yang dimiliki, penulis langsung mengubah keadaan motor perlahan demi perlahan, mulai dari body fairing yang mirip superbike ducati 848, menggunakan lampu angle eyes, footstep racing. Tidak lama kemudian, penulis melihat bahwa ada sedikit peotan di bagian samping tangki. Langsung saja penulis mencari tahu berapa harga tangki barunya. Astaga, ternyata harganya begitu mahal. Untuk mengakali itu, maka tangki tersebut dibalut dengan cover tangki ducati sehingga body terlihat semakin besar layaknya superbike. 
Suatu ketika penulis menggunakan motor tersebut di dalam keadaan hujan. Beberapa waktu kemudian, motor tersebut mengalami keanehan. Tanpa perlu di gas, motor tersebut meng-gas dengan sendirinya. Keadaan menjadi cukup horor karena motor meng-gas sendiri. Selidik punya selidik, ternyata karburator original dari motor tersebut terlalu gampang untuk dimasuki air dan terlalu sulit mepelaskan air sehingga motor mengalami hal tersebut. Mereka menggunakan bahasa keren: teknologi auto-pilot minerva setiap kali hujan. Maka penulis mengganti karburator tersebut dengan menggunakan karburator racing PE28 versi Thailand. Ketika mencoba menggunakan motor yang sudah diganti karburator nya, waahh.. ternyata motor tersebut tarikannya semakin enak, semakin kencang. Namun disayangkan adalah penggunaan bensin semakin boros.
Pengalaman indah menggunakan motor ini belum selesai. Dengan body superbike yang begitu besar, penulis lumayan minder. Mengapa? Karena kecepatan tidak berbanding lurus body indah motor superbike KW ini: tubuh motor balap tetapi kecepatan becak . Penulis mencari tahu, apa yang bisa menambah kecepatan motor ini. Penulis mendapatkan jawabannya: mengutak atik mesin, swap mesin, atau mengganti pengapian menjadi pengapian racing. Dengan pertimbangan ekonomis, penulis memilih pilihant terakhir: menggunakan pengapian racing saja. Langsung saja penulis membawa motor kesayangan ini ke salah satu bengkel hebat di Jakarta Barat. Pengapian motor ini di upgrade dengan mengganti CDI dengan CDI BRT Hyperband (karena waktu itu dualband kosong), koil diganti dengan menggunakan koil yz125. Biaya upgrade ini lumayan besar: lebih dari 1 juta rupiah. Namun, uang itu terasa tidak berharga ketika penulis mencoba motor dengan pengapian baru tersebut. Alhasil motor ini sangat mudah untuk mendapatkan kecepatan 100 km/jam. Namun penulis tidak pernah menancap gas di atas kecepatan tersebut. Tarikan ringan sekali.
Setelah 1 tahun memodifikasi sepeda motor ini, penulis memiliki rasa cinta yang cukup mendalam terhadap sepeda motor ini meskipun lebih banyak menguras waktu, tenaga, dan uang. Keadaan sepeda motor ini memberikan tambahan pelajaran kepada penulis tentang berbagai macam pengetahuan dasar tentang sepeda motor. Sang pacar menamai sepeda motor ini cimin (Ci Minelfa) sebagai panggilan manjanya. 
Motor ini sudah siap dipakai, nyaman sekali, jauh dari keadaan awal. Namun, disayangkan motor ini harus segera dijual karena ada kebutuhan biaya untuk masa depan.
Terima kasih cimin untuk kebersamaan kita selama ini .

Penampakan akhir dari Minerva 150 vx penulis:



REMBRANDT THE SACRIFICE OF ISAAC

REMBRANDT THE SACRIFICE OF ISAAC




Lukisan Rembrandt tentang The Sacrificial of Isaac cukup unik dibandingkan lukisan yang dibuat oleh Caravaggio dan Pieter Lastmann, guru dari Rembrandt. Di dalam lukisannya, Rembrandt menggambarkan Abraham langsung melepaskan pisau yang dia pegang karena dia mendengar perkataan dari Allah untuk tidak membunuh Ishak. 
Kemudian Abraham menutup wajah Ishak dengan tangan kirinya sembari memegang pisau. Ada dua point dari gambaran ini:
1. Abraham tidak ingin anaknya melihat bahwa ayahnya sendiri menghempaskan pisau ke arahnya dan menghabisi nyawanya. Ini merupakan hal yang mungkin sangat memalukan bagi Abraham karena seharusnya seorang ayah melindungi nyawa anaknya tetapi sekarang dia harus mencabut nyawa anaknya. 
2. Abraham tidak sanggup untuk membunuh anaknya jikalau dia dan anaknya saling bertatapan. Di dalam kisah Al-Quran, Abraham tidak sanggup untuk membunuh anak yang dia korbankan karena dia dan anaknya bertatapan.

Jikalau dilihat lebih teliti, maka di dalam lukisan tersebut, Abraham mengeluarkan air mata. Air mata tersebut adalah air mata compassion dari Abraham kepada Ishak yang diinginkan oleh Allah untuk menjadi korban. Di dalam tradisi Yahudi diceritakan bahwa ketika Abraham mengikat Ishak dan meletakkannya di atas batu, maka Ishak langsung menangis dan ketakutan, melihat hal tersebut, Abraham mengalami kesedihan yang begitu mendalam.
 Namun, ketaatan Abraham terhadap harus dijalankan with all cost bahkan harus menyerahkan apa yang paling berharga bahkan harus melukai hatinya yang paling dalam. Hal ini berbeda dengan gambaran yang ditekankan oleh Caravaggio. Caravaggio lebih menggambarkan Abraham sebagai seorang yang tegas dan begitu kokoh di dalam menjalankan perintah Allah. Terlihat wajah Ishak dipenuhi dengan terror. Di dalam gambaran itu diperlihatkan bahwa Abraham ingin mengabaikan perintah dari malaikat, karena Allah memerintahkan untuk melakukannya dan harus ditaati dengan mantap. 

Caravaggio ingin memberikan pesan bahwa seringkali perintah Tuhan menuntut harga yang harus kita bayar. Perintah tersebut mungkin melukai hati, mengorbankan apa yang paling kita cintai, namun itu merupakan sebuah hal yang sangat manusiawi ketika dialami. Namun ketaatan adalah ketaatan, Allah menginginkan ketaatan lebih daripada apapun yang kita rasakan. 

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...