Monday 4 January 2016

Kejadian 13:1-18 - Kehancuran Lot Akibat Sikap Materialisme dan Egoisme

Referensi: Kejadian 13:1-18.
Alkitab menceritakan tentang kebijaksanaan Abraham ketika berseteru dengan koleganya sendiri. Pada bagian ini, Abraham dan Lot, keponakannya mengalami perseteruan yang dimulai dari perseteruan antara gembala Abraham dan Lot. Mungkin perseteruan ini semakin memanas sehingga mempengaruhi hubungan antara Abraham dan Lot. Namun Abraham adalah seorang yang begitu mementingkan hubungan keluarga lebih daripada harta benda karena Abraham sadar bahwa hubungan jauh lebih penting dari materi. Melihat keadaan yang demikian semakin parah, maka Abraham mengajak Lot untuk melakukan perundingan damai. Abraham meminta Lot untuk memilih terlebih dahulu tempat yang dia sukai, kemudian Abraham akan mengambil tempat lain sehingga mereka hidup tempat yang berbeda sehingga tidak terjadi perseteruan.
Lot adalah seorang muda yang memikirkan begitu banyak kesempatan dan menginginkan kesuksesan sedini mungkin. Dengan seluruh pertimbangan ekonomi, maka Lot memilih lembah Sodom yang secara fakta begitu subur. Namun Abraham membiarkan hal itu terjadi meskipun secara hitungan di atas kertas akan merugikan Abraham. Tetapi Abraham adalah seorang yang matang rohani. Dia tidak melihat kerugian materi yang paling utama, tetapi relasi antara Abraham dan Lot harus tetap terjalin dan bahkan lebih daripada itu, Abraham tidak menggantungkan kehidupannya kepada kekayaan yang bisa dia capai tetapi kepada Tuhan yang akan bekerja dan menggenapi janji-Nya kepada Abraham.
Selain materialis, Lot juga adalah seorang yang egois. Dia hanya mementingkan kepentingan diri dan keluarganay semata dan tidak memperdulikan kehidupan Abraham. Abraham adalah paman dari Lot. Tentu Abraham adalah seorang yang sudah tua. Namun Lot sama sekali orang yang tidak memperdulikan penghidupan Abraham dan keluarganya. Dia tega membiarkan seorang tua mendapatkan daerah yang kurang tandus dan akhirnya mungkin akan membanting tulang demi melanjutkan kehidupannya. Lot memilih tempat yang paling subur dan membiarkan Abraham bergumul sendiri akan penghidupan masa depannya. Seorang Lot lebih muda, dia mampu bekerja lebih keras daripada Abraham, namun dia hanya berdiam dan menutup mata akan realita tersebut.
Pada bagian selanjutnya terbukti bahwa cara berpikir Lot yang serba mementingkan keuntungan ekonomi dan sikap egois itu ternyata salah dan menghancurkan kehidupannya dan keluarganya. Dia hidup ditengah-tengah para pendosa yang memiliki penyimpangan sexual. Bahkan dikatakan lagi bahwa Lot ketika didatangi oleh Abraham sedang berada di pintu gerbang. Ini adalah ungkapan yang menyatakan bahwa Lot adalah salah satu penatua atau petinggi di daerah Sodom. Lot adalah seorang yang beriman kepada Allah, tetapi karena kepentingan materi maka Lot menjadi orang yang kompromi terhadap dosa-dosa yang ada. Sehingga dia membawa kehancuran kepada keluarganya sendiri. Di dalam kisah penghukuman Allah kepada Sodom dan Gomora, maka istri Lot menjadi tiang awan, dan kedua putri Lot sengaja meniduri ayahnya karena kedua anaknya pun mungkin terpengaruh terhadap immoralias sexual di Sodom.
Kisah tersebut merupakan pelajaran bagi kita manusia yang semata-mata hanya memikirkan kepentingan ekonomi, kekaayaan untuk memutuskan segala sesuatu. Jikalau kehidupan kita didorong oleh hal tersebut, nisacaya kita akan hidup seperti Lot. Kita menjadi orang yang menomor sekiankan relasi persaudaraan dan juga hidup kompromi dengan segala bentuk dosa demi mendapatkan pencapaian materi dan kesuksesan.

Pelajaran yang kita bisa temukan dari bagian ini adalah: ketika kita mempertimbangkan untuk memilih antara ini atau itu, seharusnya yang paling pertama pertimbangan kita bukan masalah keuntungan ekonomi atau memuaskan keegoisan kita, tetapi menggantungkan pengharapan dan masa depan kita kepada Allah. Kita harus memilih sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan menggenapkan rencana Tuhan. Hal ini terbukti bahwa meskipun Abraham bersikap menomorduakan kekayaan, tetapi Tuhan tetap memelihara Abraham dan keluarganya sehingga semakin lama menjadi bangsa yang semakin besar. Abraham percaya, apapun yang terjadi, Tuhan tetap akan menggenapkan rencananya. Karena itu tidak ada alasan untuk Abraham harus memilih jalan yang penuh kebusukan untuk menggenapkan rencana tersebut. Marilah kita juga hidup beriman seperti yang Abraham lakukan, bukan seperti Lot. Pertimbangan dan kebijakan ala Lot adalah seperti yang dikatakan oleh penulis Amsal: Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 14:12)


No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...