Friday 1 January 2016

Kejadian 11 - Babel, sebuah Gambaran Tentang Kerugian dan Kebodohan Manusia Yang Melawan Tuhan.

Referensi: Kejadian 11:1-9.
Pada bagian ini dikisahkan tentang pemberontakan manusia melalu kejadian Menara Babel. Kisah ini adalah kisah yang terjadi setelah penghukuman air bah di zaman Nuh. Tuhan telah menghukum manusia melalui penghukuman yang begitu besar, kemudian menjanjikan tidak akan ada lagi penghukuman seperti itu dan Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada manusia untuk hidup sebagaimana layaknya manusia yang diciptakan oleh Tuhan di dalam desain Tuhan yang semula. Namun sekali lagi manusia melakukan apa yang mereka anggap benar dan sekali lagi ingin melawan Tuhan.
Babel adalah salah satu kebudayaan tertua dan termaju di zamannya. Bahkan sampai sekarang penemuan-penemuan Babel menjadi fondasi perkembangan ilmu teknologi masa kini baik di dalam ilmu matematika dan juga arsitektur. Dalam kondisi kejayaan seperti inilah orang-orang Babel kembali melawan perintah Tuhan. Sebagaimana sejak pertama Tuhan memerintahkan manusia untuk beranakcucu, menguasai dan memenuhi bumi. Namun orang-orang Babel dengan sengaja memilih untuk tetap tinggal di dalam satu wilayah sehingga mereka tidak perlu memenuhi bumi. Artinya mereka dengan sengaja melawan Tuhan. Di dalam bagian kisah ini, Alkitab menceritakan bahwa orang-orang Babel mengatakan, “Marilah kita.” Perkataan ini mengingatkan kita terhadap Kejadian 1 dimana Tuhan mengatakan, “marilah kita.” Kalimat tersebut berarti manusia menginginkan mereka menjadi tuhan bagi diri mereka sendiri. Mereka ingin mengatur setiap tindakan dan masa depan mereka. Melalui kisah ini kita bisa menarik satu pelajaran bahwa kencenderungan manusia ketika manusia mengalami kesuksesan menurut ukuran mereka maka manusia seringkali melupakan Tuhan. Kesombongan manusia dihadapan Tuhan adalah penyebab mengapa Tuhan menghukum orang-orang Babel meskipun penghukuman tersebut tidak sedahsyat penghukuman di zaman Nuh.  
Hal lain yang menjadi perhatian kita ketika membaca bagian ini adalah kerugian manusia ketika melawan Allah. Jikalau kita berbicara tentang untung rugi, maka kita mengerti bahwa orang yang paling bodoh adalah orang yang melawan Tuhan. Mengapa bodoh? Karena hasil pasti ketika orang melakukan itu adalah kerugian. Tidak ada keuntungan sama sekali ketika seseorang melawan Tuhan. Manusia hanya akan mendapatkan kehancuran, kegagalan, kemalangan, dan penderitaan ketika melawan Tuhan. Di dalam sejarah dan kisah-kisah Alkitab sudah terbukti, setiap orang yang berani menjadi musuh Allah maka orang tersebut tidak akan pernah menang. Yang menjadi kerugian lain ketika orang yang melawan Tuhan adalah melalui penghukuman Tuhan kepada orang yang menjadi musuhnya, maka rencana Tuhan tergenapi. Ketika orang Babel melawan rencana Tuhan: menyebar ke seluruh bumi, maka manusia mendapatkan kerugian: penghukuman dari Tuhan. Tetapi melalui penghukuman tersebut, Tuhan sama sekali tidak rugi, bahkan Tuhan mendapatkan keuntungan karena melalui penghukuman tersebut rencana Tuhan tergenapi: akhirnya manusia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Karena itu kita harus dengan teliti dan bijak: tidak ada sama sekali keuntungan bagi kita ketika kita melawan Tuhan. Melawan Tuhan adalah hal yang percuma dan itu tetap akan menguntungkan Tuhan karena bagaimanapun juga akhirnya rencana Tuhan tergenapi. Sehingga daripada kita ada di pihak yang berlawan dengan Tuhan, lebih baik kita hidup menjadi orang yang ada di pihak Tuhan. Menjadi umat Tuhan adalah hal yang menguntungkan, menjadi anak Tuhan adalah hal yang membuat kita mengalami sukacita dan kekuatan di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pada bagian ini kita juga diingatkan tentang kebanggaan manusia yang seringkali bodoh dimata Tuhan. Apapun yang kita banggakan ketika itu berlawan dengan Firman Tuhan, maka bagi Tuhan itu adalah kebodohan dan hal yang tidak perlu dibanggakan. Orang-orang Babel sangat bangga dengan menara tersebut sehingga mereka menyebut tempat tersebut adalah Babel. Babel di dalam bahasa mereka adalah Gate of God. Mereka begitu bangga terhadap achievement, kesuksesan, kemajuan yang sudah mereka dapatkan dengan jerih payah mereka sendiri. Tetapi bagi Tuhan kata Babel bukan berarti Gate of God tetapi Allah yang mengacaukan. Kedua arti kata ini begitu kontras. Salah satu kemalangan yang bisa dialami oleh manusia ketika apa yang manusia banggakan tetapi bagi Tuhan itu adalah hal yang menjijikkan. Karena itu, untuk apa kita terlihat hebat, kuat, sukses di mata manusia tetapi sebenarnya itu adalah kejijikan bagi Tuhan? Kebanggaan kita, seperti orang-orang Babel, ketika itu adalah sesuatu yang melawan rencana Tuhan, maka kita harus malu, bukan membanggakan diri. Jangan sampai kita bangga seperti orang Babel, tetapi bukan pujian yang datang kepada kita, tetapi penghakiman dan penghukuman Allah karena kebebalan dan kebanggaan yang tidak perlu untuk dibanggakan.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...