Referensi: Kejadian
18:16-33
Salah satu karakter orang benar
menurut Yesus adalah “kemurahan hati”. Kemurahan hati ini berlaku kepada orang
yang membutuhkan, orang yang terluka, dan juga orang yang berkekurangan. Ketika
membaca Kejadian 18 ini, kita menemukan sebuah karakter Abraham yang lain,
yaitu kemurahan hati. Abraham berbelaskasihan kepada orang-orang Sodom yang
begitu berdosa tersebut. Terlebih lagi ada keponakannya, Lot yang berada di
sana. Meskipun Lot pernah mendukakan hati Abraham di dalam pertikaian dan
keserakahan Lot, tetapi luka tersebut tidak menahan belaskasihan yang dimiliki
Abraham kepada Lot. Kemurahan hati adalah sebuah perasaan seorang kudus yang
tidak dapat dibatasi oleh perbedaan ras, kepercayaan, bahkan sakit hati
sekalipun.
Di zaman yang serba teknologi,
kepadatan waktu, maka kemurahan hati adalah sesuatu yang begitu langka. Manusia
menjadi makhluk yang dingin dan sulit untuk menyatakan belas kasihan kepada
orang lain. Pada kondisi seperti ini, kita membutuhkan latihan dan disiplin
untuk dapat berbelas kasihan terhadap orang lain. Kita menggunakan berbagai
alasan untuk membenarkan perasaan dingin kita. Kita mengatakan bahwa mereka ,
orang yang harusnya dibelaskasihani adalah orang-orang yang manja, orang yang
tidak mau bekerja, orang yang suka memanfaatkan orang lain, penipu, dan
berbagai macam alasan lain yang sebenarnya hanya menutupi sikap hati kita yang
100% bertentangan dengan karakter yang dimiliki oleh orang kudus seperti
Abraham, bahkan bertentangan dengan karakter Kristus sendiri.
Belas kasihan adalah sesuatu yang
sulit untuk dipraktikkan terhadap orang-orang yang pernah melukai kita. Bagi
kita orang tersebut tidak pantas untuk dibelaskasihi bahkan harusnya dimurkai
oleh Tuhan dengan penghukuman yang paling berat yang bisa Tuhan berikan. Namun
sikap ini berbeda dengan sikap yang harusnya dimiliki oleh seorang Kristen.
Abraham pernah dilukai oleh Lot, tetapi Abraham membela Lot dihadapan Tuhan;
Yesus dilukai oleh umat manusia, tetapi Yesus membela manusia tersebut
dihadapan Tuhan dengan mengatakan, “Ya, Bapa. Ampunilah mereka sebab mereka
tidak mengerti apa yang telah mereka lakukan.” Salah satu bukti ketika kita
berbelas kasihan adalah mendoakan orang-orang disekitar kita yang membutuhkan,
menderita, berkekurangan, bahkan orang yang paling kita benci.
Mari sama-sama mempraktikkan karakter
umat Tuhan: berbelas kasihan.
No comments:
Post a Comment