Friday 28 November 2014

The Maze Runner dan Pembelajarannya

Di dalam artikel ini, penulis tidak akan menceritakan plot dari film The Maze Runner, tetapi penulis mengajak kita untuk belajar beberapa hal melalui film tersebut. Untuk mengetahui plot dengan lebih jelas, silahkan baca: http://en.wikipedia.org/wiki/The_Maze_Runner atau http://www.imdb.com/title/tt1790864/.

The Maze Runner bisa dibaca sebagai film yang mempromosi kelebihan dari teori evolusi, tetapi juga bisa dibaca sebagai Film  yang mempromosikan tentang penderitaan atau kesulitan merupakan proses yang baik di dalam perkembangan diri. Penulis tidak sedang memperdebatkan teori yang mendasari film tersebut, namun penulis ingin mengajar kita belajar beberapa hal yang cukup signifikan untuk menjadi pedoman hidup kita.
Mari kita mulai dengan menganalisa beberapa tokoh yang ada. Beberapa tokoh yang dominan di dalam Film ini:
1. Thomas: seorang yang memiliki 
  • keyakinan yang tinggi bahwa kesulitan harus diatasi karena kesulitan tersebut seharusnya tidak membuat seseorang menjadi pesimis tetapi kesulitan tersebut harus dihadapi untuk mendapatkan hal yang lebih baik lagi.
  • dinamis melihat aturan. Dia adalah seorang yang bukan anti terhadap aturan, tetapi melihat aturan tersebut adalah sesuatu yang berusaha membuat segala sesuatu menjadi lebih teratur. Namun peraturan tersebut tidak seharusnya membuat manusia menjadi buta dan tidak menjadi bersikap evaluatif terhadap peraturan yang ada. Jikalau peraturan yang ada tidak kontekstual dengan keadaan yang telah berubah, seharusnya peraturan tersebut bisa dilanggar atau diubah.


2. Gally: seorang yang pesimis dan super normatif. Dia adalah seorang yang melihat Thomas adalah seorang yang suka berbuat seenaknya karena Thomas adalah seorang yang ingin tahu banyak hal dan melakukan hal-hal yang melawan aturan yang sudah baku selama bertahun-tahun. Dia mengatakan, “Greenie (Thomas) should be punished.” 

Selain pelajaran tersebut, ada beberapa prinsip lain yang penulis temukan di dalam film tersebut:
1. Manusia adalah tuan dari aturan. Di dalam film The Maze Runner tersebut berkali-kali kalimat berikut muncul: “everything is changing.” Jikalau sebuah peraturan tidak cocok dengan keadaan yang ada, maka aturan tersebut seharusnya boleh dilanggar atau diubah. Karena peraturan dibuat oleh manusia demi keteraturan, bukan peraturan dibuat untuk memperbudak manusia. Manusia yang diperbudak oleh aturan diperlihatkan oleh tokoh Gally yang bertanya, “Kita sudah memiliki aturan. Mengapa kita harus mempertanyakan peraturan itu  lagi?” 

Tidak jarang kita menemukan kisah-kisah dimana ada orang-orang yang berusaha untuk breakthrough terhadap aturan yang ada karena aturan tersebut tidak layak dipertahankan sebagai orang-orang yang dihuum oleh rule keeper yang diwakili oleh tokoh Gally. Namun sejarah membuktikan bahwa tokoh pemberontak aturan tersebut adalah seorang yang melakukan hal yang tepat di zamannya. Misalnya saja Galileo. Galileo mengatakan bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta dan matahari tidak mengelilingi bumi, namun sebaliknya: bumi-lah yang mengitari matahari. Dia senantiasa bersikeras terhadap prinsip yang mereka tahu adalah benar. Namun hal yang dipercaya pada waktu itu adalah bumi ini datar dan memiliki ujung. Pada waktu itu institusi rohani: Gereja adalah pihak yang merasa berotoritas untuk menjaga aturan yang sudah dipercaya ribuan tahun sehingga Galileo harus dihukum karena kepercayaan mereka yang melawan normal yang sudah dianggap baku pada saat tersebut. Namun sejarah membuktikan yang dianggap penjahat pada waktu itu sebenarnya adalah seorang yang memegang kebenaran dengan melawan aturan yang telah ada.

Seorang filsuf sains, Thomas Kuhn mengatakan bahwa seringkali perkembangan ilmu pengetahuan bukan bersifat linear tetapi bersifat revolusi: perubahan yang radikal terhadap sesuatu paradigma yang dianggap sudah baku dan benar. Kuhn menggunakan istilah “paradigm shift”. Misalnya saja Rongent menemukan Sinar X bukan karena Sinar X tersebut belum ditemukan sebelumnya namun Sinar X tersebut melawan aturan baku  ilmu tentang sinar pada waktu itu. Kuhn mengatakan begitu banyak ahli yang sebenarnya sudah menemukan sinar X, namun mereka berusaha untuk tetap berpegang teguh dan menjaga paradigma yang ada sehingga mereka melihat Sinar X merupakan sebuah kesalahan dari penelitian. Namun berbeda dengan sikap Rongent yang melihat kemungkinan paradigma yang harus diubah ketika melihat sinar tersebut. Karena itulah dia menemukan Sinar X dan alat Rongent yang kita kenal sekarang ini. Jadi, mempertahankan paradigma dan aturan terkadang mengalangi sebuah progress. Sebaliknya terkadang sikap kita adalah breakthrought terhadap peraturan atau paradigma yang ada.

Sikap kita adalah tidak langsung memberikan label kepada para “pemberontak” aturan sebagai orang yang tidak tunduk ataupun orang yang jahat. Karena sejarah membuktikan penjahat yang sebenarnya adalah rule keeper.

2. Kesulitan membuat manusia melewati keterbatasannya atau kondisi yang ada. Di dalam akhir film tersebut diperlihatkan bahwa sebenarnya mereka diletakkan di sana untuk sebuah tujuan, yaitu mereka bisa menjadi generasi yang lebih baik lagi, melawan setiap kelemahan yang ada yang telah menghancurkan/ membunuh generasi sebelumnya, yaitu virus yang tidak terobati yang mendiami otak manusia yang ada. Mereka dimasukkan di dalam Maze tersebut untuk melatih mereka melalui kesulitan yang ada sehingga mereka bisa mengalahkan keterbatasan mereka. Seharusnya kita juga memiliki sikap yang sama. Seringkali kita hanya ingat untuk mengeluh terhadap kesulitan yang kita hadapi dan lupa melihat pelajaran yang ada dari kesulitan tersebut.  Peter Marshal mengatakan, "Tuhan tidak akan mengizinkan kesulitan datang kepada kita kecuali Dia telah memiliki rencana tertentu yang mana melalui itu (kesulitan), maka berkat yang besar akan datang."


Tuesday 25 November 2014

Istana Sederhana untuk Warga Kolong Langit & Pembelajarannya

Istana Sederhana untuk Warga Kolong Langit


Ia bertekad membuat sebuah perumahan yang diperuntukan kalangan menengah ke bawah dengan harga jual sebesar Rp 25 jutaan dan dapat dicicil setiap bulannya sebesar Rp 90 ribu.
Dream - Ada banyak cara yang dilakukan orang untuk menjadikan hidupnya lebih berkualitas. Elang Gumilang merupakan pemuda asal Bogor yang giat dalam bekerja.

Lahir dari keluarga yang berkecukupan tak membuat sosok Elang menjadi pribadi yang manja. Sejak duduk dibangku SMA, Elang mulai berbisnis kecil-kecilan untuk menambah uang saku. Berjualan donat di sekitaran sekolah menjadi pilihannya. Tak disangka hasilnya lumayan.

Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sebelumnya juga telah mencoba memasarkan minyak yang juga menjadi bisnis keluarganya. Sebagai seorang pria ia tak merasa malu membawa tas besar yang berisikan minyak goreng.

Tak mau berhenti di situ, Elang mencoba peruntungan di dunia pendidikan dengan membuka jasa les bahasa Inggris. Ketertarikannya pada dunia properti dimulai saat ia bertemu dengan pemulung di jalan saat hendak pulang ke rumah.

Bersama kawan-kawannya Elang mendirikan Elang Group. Ia bertekad membuat sebuah perumahan yang diperuntukkan kalangan menengah ke bawah dengan harga jual sebesar Rp 25 jutaan dan dapat dicicil setiap bulannya sebesar Rp 90 ribu.

Semua unit-unit di perumahannya laku keras. Kini Elang tengah menimati hasil kerja kerasnya dan sudah memiliki 8 perumahan di bawah naungan Elang Group.

sumber: dream.co.id (http://www.dream.co.id/your-story/istana-sederhana-untuk-warga-kolong-langit-istana-sederhana-untuk-warga-kolong-langit-141125d.html)


Artikel ini begitu menggerakkan. Bagaimana mungkin tidak, di dalam artikel ini terdapat sebuah kisah dimana seorang muda yang berbakat dan tampan, tidak hanya ingin mengeruk uang sebanyak-banyakknya dari sekitarnya. Tetapi dia juga ingin menjadikan dirinya sebagai berkat bagi sesama. Dia melakukan sebuah bisnis yang mungkin sangat jarang terpikir di benak orang-orang yang hanya ingin berbisnis untuk menyedot darah orang-orang disekitar mereka dengan sepuasnya. Namun sikap Elang begitu berbeda.

Harus diklarifikasi: penulis bukan sedang mengorek isi hati ataupun motivasi dari tokoh di dalam artikel tersebut. Karena penulis tidak memiliki kapasitas yang hanya dimiliki oleh Tuhan semata. Namun, penulis hanya menginginkan kita melihat perbuatan atau eksternal dari tokoh tersebut. Secara eksternal, kita bisa melihat dia melakukan sebuah pekerjaan yang memberikan kehidupan yang lebih layak kepada orang yang selama ini kurang mendapatkan fasilitas hidup yang layak hanya karena mereka tidak terlalu mendapatkan berkat atau keuntungan di dalam aspek ekonomi.

Sebagai sesama umat manusia, saudara-saudara kita yang kurang beruntung di dalam aspek ekonomi harus menjadi perhatian kita. Mengapa? 
  1. Manusia adalah makhluk sosial. Karena kita adalah manusia yang tercipta bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga makhluk komunal dimana kita diminta bukan hanya mendapatkan berkat atau keuntungan dari yang lain, tetapi juga kita menjadi berkat bagi yang lain. 
  2. Sebagian dari mereka menjadi orang miskin, bukan karena dosa atau kesalahan mereka: malas, tidak mau berusaha, dll. Tetapi mereka menjadi orang yang demikian karena mereka tidak mendapatkan kesempatan seperti yang dimiliki orang yang lain, yang akhirnya membawa mereka kepada perangkap kehidupan yang memiliki siklus miskin kepada miskin. Perputaran itu tidak terhenti dan mereka tidak dapat keluar. Ada juga yang mereka menjadi orang miskin karena ketidakadilan sosial yang dilakukan: terjebak oleh lintah darah, prokduksi mereka dihargai dengan biaya yang kecil.
  3. Konsep commonwealth. Konsep kesejahteraan bersama merupakan sebuah tugas dari semua umat manusia. Karena sejak semua dunia diciptakan, dunia diciptakan baik adanya, manusia berkecukupan bahkan berkelimpahan dan tidak ada yang mengalami kemiskinan ataupun kekurangan. Jadi, kemiskinan tidak ada di dalam konsep penciptaan, karena itu yang menjadi tugas kita sebagai seorang manusia adalah memerangi kemiskinan dan berjuang untuk kesejahteraan bersama. Saya bukan sedang mengatakan bahwa setiap orang yang sedang miskin saat ini sedang terpuruk atas kesalahan atau dosa mereka, meskipun kemiskinan adalah efek dari kesalahan ataupun dosa manusia. Sebagaimana penulis sebutkan mungkin saja kondisi ataupun ketidakadilan (dosa/ kesalahan) dari orang lain yang membuat mereka demikian.
Marilah kita berjuang bersama-sama untuk menjadi berkat bagi sesama kita, khususnya yang ditekankan dari artikel ini adalah menjadi berkat bagi orang-orang yang membutuhkan, orang yang teraniaya, dan orang-orang yang mendapatkan ketidakadilan. 

Akhir kata, 
"BERBAHAGIALAH YANG MURAH HATI. KARENA MEREKA AKAN MENDAPATKAN KEMURAHAN"


Monday 24 November 2014

Film Noah (2013) dan Pembelajarannya di dalamnya.

Setiap film pasti memiliki sumber ide di dalam pembuatan naskahnya. Ada yang bersumber dari imajinasi sutradara, ada yang berasal dari novel ataupun karya penulis lain, ada yang berasal dari ilmu pengetahuan alam, dan lain-lain. Demikian juga dengan Film Noah yang ditayangkan pada tahun 2013 lalu. Film Noah merupakan sebuah film yang dibuat dengan ide yang berasal dari Kitab Suci umat Kristiani, khususnya melalui kitab Kejadian. Film ini digarap oleh Darren Aronofsky yang juga menggarap film Black Swan. Meskipun film memiliki ide yang berasal dari Alkitab, bukan berarti film ini sesuai dengan Alkitab. Banyak hal di dalam film tersebut yang menyimpang dengan kisah-kisah yang ada di dalam Alkitab. Beberapa diantaranya:

  • Iblis bertobat. Di dalam film tersebut diperlihatkan makhluk batu raksasa yang menolong Noah di dalam pembuatan bahtera. Makhluk batu tersebut bukan lain adalah malaikat yang menentang Sang Pencipta, yaitu Allah. Di dalam film tersebut dikisahkan bahwa mereka dibuang oleh Allah dari surga karena mereka mencoba menentang Allah. Kemudian mereka ingin membayar kesalahan masa lalu mereka, karena itu mereka menolong Nuh untuk membangun bahtera sebagai penggenapan akan perintah Allah kepada Nuh. Jadi, film tersebut mengatakan malaikat yang jatuh (iblis) ingin bertobat. Hal ini sama sekali bertentangan dengan Alkitab. Di dalam Alkitab, kita tidak bisa menemukan informasi bahwa malaikat akan mengalami pertobatan. Karena mereka tidak pernah direncanakan untuk ditebus oleh darah Kristus. Kristus hanya menebus umat manusia saja (Yoh. 1:1; 14; 1 Pet. 2:24). Selain itu Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa mereka bukanlah malaikat pilihan dari Allah. Apabila mereka merupakan malaikat pilihan mereka pasti akan setia kepada Allah (1 Tim. 5:21).
  • Diantara anak Nuh, hanya Sem yang membawa istri. Di dalam kisah tersebut, sangat ditekankan bahwa Nuh tidak melihat ada wanita yang cocok untuk menjadi istri anak-anaknya karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Namun ada seorang wanita yang bertumbuh dewasa di dalam keluarga Nuh, yaitu gadis yang Nuh tolong ketika seluruh suku dari gadis tersebut dibantai. Namun, di dalam Alkitab diceritakan bahwa ketiga anak Nuh membawa istri mereka ke bahtera, bukan hanya Sem (Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu, (Kej. 7:13 ITB)).
  • Keluarga Nuh menentang banyak sekali keputusan Nuh. Keluarga Nuh digambarkan sebagai keluarga yang tidak taat kepada Allah dan juga kepada Nuh. Mereka seringkali menantang keputusan Nuh. Ham menantang bahkan dendam kepada Nuh karena Nuh membiarkan calon istri yang dibawanya mati begitu saja. Selain itu, Sem juga menentang perintah ayahnya ketika istrinya hamil. Bagi Nuh, hanya keluarganya yang diperintahkan Tuhan untuk selamat, tidak ada manusia lain bahkan keturunan dari keluarga Nuh yang belum lahir. Di sana Nuh ingin membunuh anak Sem jikalau yang lahir adalah pria. Namun Sem dan ibunya menentang keputusan Nuh dengan begitu keras. Pada penghujung akhir kisah film tersebut, dikisahkan bahwa Nuh pun tidak taat kepada keputusan Allah: untuk membunuh bayi laki-laki dari Sem. Jikalau dibandingkan dengan Alkitab, kisah bahwa seluruh keluarga Nuh ternyata adalah keluarga yang tidak taat sama sekali tidak diceritakan. Bahkan di Alkitab dikisahkan bahwa Nuh lah yang jatuh ke dalam dosa, kemudian Ham juga jatuh ke dalam dosa. Alkitab sama sekali tidak mengisahkan istri Nuh dan Sem adalah orang yang tidak taat kepada Tuhan. Ini merupakan kisah yang terbaik dari film Noah (2013).

Meskipun film tersebut banyak yang tidak sesuai dengan kisah yang berada di Alkitab, namun kita bisa belajar tentang pergumulan dari Nuh yang begitu berat ketika dia harus membiarkan manusia lain binasa karena dosa-dosa mereka. Menurut surat Petrus, Nuh sudah pernah memberitakan kabar sukacita, yaitu kabar keselamatan bagi mereka. Namun mereka tidak pernah mau percaya. Ketidakpercayaan mereka ini yang membuat mereka binasa dan hati Nuh sangat susah karenanya. Hal ini seharusnya ada di dalam kehidupan kita sebagai seorang manusia yang mengenal Tuhan. Seharusnya seorang manusia yang mengenal Tuhan merindukan agar manusia lain juga mengalami pengenalan dan hubungan yang erat dengan Tuhan, sang pencipta. Sebagaimana Paulus mengatakan bahwa Dia berhutang kabar sukacita kepada orang lain bahkan mengatakan dia rela mengganti dirinya dengan orang lain agar orang lain diselamatkan dan dirinya dibinasakan. Sungguh indah jikalau kita memiliki kerinduan dan beban yang dimiliki oleh Nuh dan Paulus. Beban seperti inilah yang membawa orang-orang rohaniawan Kristen untuk menjadi misionaris memberitakan kabar keselamatan dan juga hidup tanpa pamrih bagi orang-orang yang membutuhkan.

Wednesday 19 November 2014

Cinta seorang Ibu dan Cinta Seorang Allah

Ini kisah haru setelah terjadi gempa besar di Jepang. Saat tentara dan tim penyelamat jepang mencari satu persatu korban gempa di reruntuhan bangunan, menemukan sebuah keajaiban.

Tim penyelamat semula mendatangi reruntuhan sebuah rumah warga. Namun mereka hanya melihat perempuan muda yang tengah bersujud. Tangannya tampak menopang badan agar tidak membenur ke lantai. Sementara pungung dan kepalanya telah tertimpa reruntuhan.

Petugas penyelamat tak bisa masuk dalam reruntuhan itu. hanya bisa menggapai dengan tangan. Namun sayang, perempuan muda itu tak menunjukkan tanda-tanda hidup. Sehingga petugas meningalkannya, karena memang prioritas waktu itu mencari korban selamat dulu.

Tim penyelamat mendatangi rumah selanjutnya, namun tak menemukan korban selamat. Namun karena alasan tertentu, pemimpin tim terdorong untuk kembali ke rumah tempat perempuan muda itu ditemukan.
Pemimpin tim ini lalu berlutut lagi dan menggunakan kepalanya melalui celah-celah sempit untuk mencari sedikit ruang di bawah mayat wanita tersebut. Tiba-tiba, ia berteriak dengan gembira, "Anak kecil! Ada anak kecil!"

Seluruh tim penyelamat pun mendekat. Mereka bekerja bersama-sama, dengan hati-hati menyingkirkan tumpukan benda hancur di sekitar wanita yang sudah meninggal. Setelah proses pembersihan ditemukan bayi 3 bulan terbungkus selimut bunga-bunga di bawah mayat ibunya.

Ternyata wanita itu telah berusaha menyelamatkan anaknya dengan cara bersujud. Saat diselamatkan, bayi itu masih tidur pulas. Dokter pun dengan cepat datang ke lokasi. Setelah selimut itu dibuka, ternyata ada sebuah ponsel. "Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu," demikian pesan yang tertulis dalam layar ponsel itu.

sumber: dream.co.id

Kisah yang sama sebenarnya sudah pernah terjadi ribuan tahun yang lalu. Ada seorang manusia yang lahir ke dunia karena mendapatkan tugas dari Bapa-Nya, yaitu Allah sendiri. Dia memiliki misi untuk menjadi penebus dosa umat manusia. Dia berjanji: Dan barangsiapa yang percaya, tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Janji tersebut masih berlangsung sampai sekarang karena pengorbanannya berlaku sampai selama-lamanya.

Dia adalah manusia yang suci sehingga tidak seorangpun mampu membuktikan kesalahan-Nya. Orang-orang yang iri kepada-Nya ingin mengadilinya dengan memanfaatkan pengadilan yang tertinggi di dunia saat itu: pengadilan Kerajaan Romawi. Namun pengadilan kerajaan sebesar itupun tidak bisa membuktikan kesalahannya, baik Pontius Pilatus ataupun Herodes tidak mampu membuktikan bahwa dia bersalah. Namun Dia harus mati untuk menggantikan dosa orang-orang yang Bapa nya telah tetapkan, yaitu orang-orang yang akan percaya kepada-Nya. 

Singkat cerita, para pemimpin agama, dan mayoritas rakyat secara demokratis memilih Yesus harus disalibkan meskipun dia tidak terbukti bersalah. Dia dianggap bersalah agar orang-orang berdosa tidak dianggap bersalah oleh Bapa. Itulah pergantian yang dia lakukan melalui hukum dan kematiannya. Akhirnya dia dicambuk dengan cambuk berpaku sampai hampir seluruh daging-daging di punggungnya terlepas. Tidak hanya itu kepalanya dimahkotai mahkota duri yang mana daging kepalanya tertusuk dengan duri yang begitu besar, panjang, dan tajam. Setelah itu dia harus membawa salib-Nya sendiri ke atas bukit tengkorak untuk dibunuh di sana. Tiba saatnya di atas bukit, maka Dia disalibkan dengan tangan dan kaki yang terpaku, namun sebelum mati Dia memohon, "Ya Bapa (Tuhan) ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Seorang manusia yang begitu agung sekali: mengampuni orang yang membunuh-Nya, yang sebenarnya adalah orang-orang yang termasuk mendapatkan janji penebusan tersebut,

Begitu besar kasih-Nya kepada orang berdosa: kepadamu dan kepadaku. Dialah Isa Almasih, Dialah Yeswa, Dialah Yesus. Janjinya masih berlaku sampai sekarang: Barangsiapa yang percaya kepada-Nya maka tidak akan binasa (terpisah dengan Tuhan/ masuk neraka), melainkan beroleh hidup yang kekal (hidup bersama Tuhan/ surga).

Tulisan ini bukanlah bertujuan untuk memaksa para pembaca, ini merupakan sebuah ajakan yang tulus dan murni bagi kita semua. Keputusan ada di tangan kita semua. Sebagai sesama manusia biarlah aku memberikan alternatif terbaik: Percayalah kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatmu maka engkau akan diselamatkan.

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...