Monday 25 December 2017

Lukisan Surga oleh Jan Brueghel the Younger (1620).




Lukisan ini adalah sebuah karya yang me-visualisasi apa yang dikatakan oleh nabi Yesaya pada kitab nya tentang surga. Dimana semua binatang yang sebelumnya saling memangsa, manusia yang dimangsa binatang, maka di surga semua akan berdamai. Dilukisan tersebut digambarkan tikus bisa berdiri berdekatan dengan kuncing, rusa tidak berlari meskipun berada dekat dengan singa.
Sebenarnya gambaran surga tersebut seharusnya sudah dimaknai oleh manusia ketika masih berada di bumi ini. Tapi sayangnya sejarah membuktikan manusia lebih suka pertengkaran dan peperangan.. Sejarah panjang hidup manusia adalah sejarah tentang peperangan dan intrik politik yang menggunakan isu apapun yang mereka anggap sensitif dan dapat memancing pembentukan kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Sayangnya, manusia yang tidak haus kekuasaan, yang tidak punya kepentingan politik pun gampang terperdaya.

Saturday 23 December 2017

A Fantastic Cave with Odysseus and Calypso - Jan Brueghel the Elder.



Lukisan baroque satu ini menggambarkan kisah Odysseus dan Calypso yang ditulis oleh Homer. Odysseus dipenjara di sebuah pulau tersembunyi bernama Ogygia yang nyaris tidak bisa ditemukan oleh siapapun. Ketika orang sampai ke pulau itu, maka tidak mungkin dia akan menemukan pulau tersebut untuk kedua kalinya.
Bermula dari sikap Calypso yang mendukung ayahnya, Atlas, salah satu dewa Titan untuk berperang melawan dewa-dewa Olympus yang dipimpin oleh Zeus. Setelah kemenangan Zeus, maka Calypso diasingkan ke pulau tersembunyi Ogygia. Dengan demikian, diharapkan Calypso mengalami kesepian sepanjang hidupnya.
Suatu saat seorang pria bernama Odysseus menemukan pulau Ogygia. Melihat ada manusia yang bisa sampai ke pulau itu, maka Calypso merayu nya dan membuatnya jatuh cinta kepada Calypso. Selama tujuh tahun Odysseus terjerat oleh rayuan Odysseus bahkan memberikan putra untuk bagi Calypso, meskipun Odysseus sudah memiliki istri bernama Penelope.
Mengetahui tipu muslihat yang menjerat Odysseus, para dewa Olympus meminta agar Zeus menghentikan kebusukan Calypso tersebut. Maka Zeus mengutus Hermes untuk meminta agar Calypso membebaskan Odysseus. Karena takut dengan kekuatan Zeus, maka Calypso membebaskan Odysseus, tetapi juga merasakan kesedihan. Dia berkata kepada para dewa Olympus yang diwakili oleh Hermes, "Dewa macam apa kalian ini yang merebut kesenangan dewi sepertiku? Kalian begitu jahat. Kecemburuan kalian tidak ada tandingannya." Setelah jerat itu dilepaskan, Odysseus tersadar dan memohon agar Calypso melepaskannya karena dia begitu rindu rumah, istri, dan anaknya. Calypso membantunya untuk membangun kapal, kemudian memberikan makanan dan anggur untuk perjalanan pulang yang teramat jauh.
Setelah ditinggalkan oleh Odysseus, Calypso kembali merasakan kesedihan yang mendalam karena ditinggalkan oleh kekasih hatinya. Dia mencoba untuk membunuh dirinya, namun selalu gagal kerena dia adalah seorang dewi yang tidak bisa mati. Seumur hidupnya di pulau terpencil bernama Ogygia, Calpyso merasakan kesepian yang tiada berujung.
Kenikmatan, kemesraan sementara yang didapatkan oleh Calypso dengan cara licik, mengakibatkan dirinya menjadi kesepian dan menderita untuk selama-lamanya.
Kecurangan Calypso dengan sendirinya menjadi penghukuman bagi dirinya sendiri.

Wednesday 13 December 2017

Lukisan Massacre of the innocents in betlehem - Rubens.


Di malam itu, seorang raja mendengar berita bahwa telah lahir seorang raja. Sebab berita itu, hasratnya ingin terus berkuasa terusik. Karena orang-orang tersebut tidak mau memberitahu dimana anak tersebut lahir, maka sang raja terbesir pikiran untuk menghalalkan segala cara. Mungkin pikirannya gundah, mungkin hatinya tidak tega, merasa apa yang ingin dia lakukan sesuatu yang teramat kejam. Namun hasrat ingin berkuasa lebih besar dari nilai-nilai kemanusiaan. Setelah berpikir lama, maka dia membulatkan tekat: *kesuksesan harus ada pengorbanan. Termasuk mengorbankan nyawa sesama.* Setelah keputusan bulat, dia memanggil para tentara nya dan memerintahkan, *hari ini, anda semua mendapatkan kehormatan untuk melayani sang raja. Hari ini kalian dipercaya untuk mempertahankan kekuasaan. Hari ini telah hadir seorang yang ingin berkuasa.* Sang Raja melakukan kampanye dengan segala bujuk rayu bahkan janji-janji kosong agar para tentara merasa sedang melakukan sebuah keputusan mulai dengan tindakan-tindakan irrasional dan tidak manusiawi. Sang raja melanjutkan, *kalian semua, pergi ke seluruh sudut kota Betlehem dan bunuh semua anak bayi laki-laki di sana. Karena diantara mereka ada yang ingin merebut kekuasaan raja.*
Maka dengan bergegas seluruh tentara menghampiri kota kecil bernama Betlehem kemudian menyisiri seluruh jalan dan mengetuh seluruh rumah yang ada dan mengambil semua bayi laki-laki yang mereka temukan. Tidak peduli apakah itu keponakan mereka sendiri, tidak peduli apakah itu anak dari adiknya sendiri, mereka membunuh semua dengan pedang. Melihat kejadian tersebut, tentu para ibu dari bayi-bayi tersebut tidak tinggal diam (pada lukisan bagian kiri dan kanan). Melihat hal tersebut mereka melawan agar bayi mereka tidak dibunuh, namun apalah daya mereka. Mereka hanya wanita yang lemah dan tidak mampu menyaingi tenaga para tentara yang terlatih. Satu demi satu ibu tersebut melihat anak mereka ditusuk dan dibunuh. Ada ibu-ibu (di bagian tengah lukisan) yang sudah tidak berdaya dan mengangkat kain bayinya yang terkoyak-koyak, dia memperlihatkan mata yang putus asa dan tanpa harapan. Malam itu dipenuhi dengan jeritan para ibu yang melihat anak mereka sendiri dibantai dengan kejam. Ketika matahari terbit, maka seluruh kota bisa memandang mayat bayi-bayi yang tidak mengerti hasrat kekuasaan sang raja dan mengapa mereka harus dibunuh.
Nafsu berkuasa dan syahwat politik memang membuat kita menjadi orang yang membuang rasa kemanusiaan. Hasrat kekuasaan kita mungkin membuat kita memperdaya orang-orang yang tidak berpikiran panjang untuk melakukan berbagai macam tindakan yang tidak rasional dan melakukan keputusan-keputusan yang berlandaskan kepercayaan yang tidak mendasar.
Selamat hari natal, hari yang bukan saja untuk memperingati hari lahirnya sang penebus tetapi juga hari pembantaian, hari matinya hati nurani orang-orang yang ingin berkuasa.

Monday 11 December 2017

Landscape with the fall of Icarus - Pieter Bruegel.

Lukisan ini berjudul Landscape with the fall of Icarus. Diciptakan oleh seorang pelukis belanda bernama Pieter Bruegel. Pada lukisan ini terdapat pemandangan yang indah seperti laut, perkotaaan disebelah kanan atas dan juga aktivitas masyarakat yang sangat sibuk. Tapi di tengah laut ada seorang yang bernama Icarus yang sedang hampir tenggelam (hanya terlihat kaki saja pada bagian kanan bawah), namun tidak ada satu orang pun yang menghiraukan, bahkan orang yang paling dekat dengannya pun sibuk untuk menjala ikan.
Lukisan ini diciptakan pada tahun 15xx yang mana keadaan masyarakatnya sudah mulai kehilangan empati karena lebih mementingkan urusan pribadi daripada kesulitan sesamanya.

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...