Saturday 23 December 2017

A Fantastic Cave with Odysseus and Calypso - Jan Brueghel the Elder.



Lukisan baroque satu ini menggambarkan kisah Odysseus dan Calypso yang ditulis oleh Homer. Odysseus dipenjara di sebuah pulau tersembunyi bernama Ogygia yang nyaris tidak bisa ditemukan oleh siapapun. Ketika orang sampai ke pulau itu, maka tidak mungkin dia akan menemukan pulau tersebut untuk kedua kalinya.
Bermula dari sikap Calypso yang mendukung ayahnya, Atlas, salah satu dewa Titan untuk berperang melawan dewa-dewa Olympus yang dipimpin oleh Zeus. Setelah kemenangan Zeus, maka Calypso diasingkan ke pulau tersembunyi Ogygia. Dengan demikian, diharapkan Calypso mengalami kesepian sepanjang hidupnya.
Suatu saat seorang pria bernama Odysseus menemukan pulau Ogygia. Melihat ada manusia yang bisa sampai ke pulau itu, maka Calypso merayu nya dan membuatnya jatuh cinta kepada Calypso. Selama tujuh tahun Odysseus terjerat oleh rayuan Odysseus bahkan memberikan putra untuk bagi Calypso, meskipun Odysseus sudah memiliki istri bernama Penelope.
Mengetahui tipu muslihat yang menjerat Odysseus, para dewa Olympus meminta agar Zeus menghentikan kebusukan Calypso tersebut. Maka Zeus mengutus Hermes untuk meminta agar Calypso membebaskan Odysseus. Karena takut dengan kekuatan Zeus, maka Calypso membebaskan Odysseus, tetapi juga merasakan kesedihan. Dia berkata kepada para dewa Olympus yang diwakili oleh Hermes, "Dewa macam apa kalian ini yang merebut kesenangan dewi sepertiku? Kalian begitu jahat. Kecemburuan kalian tidak ada tandingannya." Setelah jerat itu dilepaskan, Odysseus tersadar dan memohon agar Calypso melepaskannya karena dia begitu rindu rumah, istri, dan anaknya. Calypso membantunya untuk membangun kapal, kemudian memberikan makanan dan anggur untuk perjalanan pulang yang teramat jauh.
Setelah ditinggalkan oleh Odysseus, Calypso kembali merasakan kesedihan yang mendalam karena ditinggalkan oleh kekasih hatinya. Dia mencoba untuk membunuh dirinya, namun selalu gagal kerena dia adalah seorang dewi yang tidak bisa mati. Seumur hidupnya di pulau terpencil bernama Ogygia, Calpyso merasakan kesepian yang tiada berujung.
Kenikmatan, kemesraan sementara yang didapatkan oleh Calypso dengan cara licik, mengakibatkan dirinya menjadi kesepian dan menderita untuk selama-lamanya.
Kecurangan Calypso dengan sendirinya menjadi penghukuman bagi dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...