Thursday 7 January 2016

Kejadian 18 - Pentingnya Proses untuk Menerima Penggenapan Janji Allah.



Referensi: Kejadian 18.
Setelah belasan tahun dari kisah Kejadian 16, dimana Ismail sudah berumur 13 tahun , maka Tuhan secara fisik hadir dihadapan Abraham. Untuk menyatakan kembali penggenapan janji Tuhan tentang keturunan Abraham. Waktu yang begitu lama dinanti-nantikan oleh Abraham. Seringkali sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita memiliki mental instant. Tetapi di dalam berbagai kisah Alkitab, seringkali Tuhan menggenapkan rencananya di dalam jangka waktu yang lama. Di dalam proses penggenapan tersebut, Tuhan juga tertarik untuk memproses umat-Nya ketika menanti penggenapan akan janji Tuhan. Namun seringkali kita cenderung tidak sabaran, dan akhirnya jatuh kedalam sikap pragmatisme yang menginginkan segala sesuatu terjadi secara instant. Kita melupakan satu hal di dalam penggenapan janji Allah: proses kita dibentuk oleh Allah yang mempersiapkan diri kita untuk mendapatkan penggenapan janji tersebut. Sebagaimana yang terjadi di dalam kisah Israel yang masuk ke dalam tanah perjanjian ketika sudah menjadi suatu bangsa. Mereka dilatih oleh Allah untuk menjadi bangsa yang tanggung yang kisahnya dimulai dari perbudakan di Mesir, lalu perjalanan 40 tahun di padang gurun, peperangan demi peperangan untuk membentuk mereka menjadi bangsa yang tangguh dan mampu mempertahankan tanah perjanjian yang Tuhan sudah berikan kepada mereka dari bangsa lainnya. Musuh-musuh di sekitar mereka adalah bangsa-bangsa yang tangguh dan bangsa barbar yang hidupnya adalah peperangan, sehingga Tuhan tidak langsung memberikan tahan perjanjian tersebut kepada mereka, tetapi Tuhan memproses mereka untuk siap menerima penggenapan janji Allah.
Pada bagian ini kita juga bisa mempelajari tentang seorang yang dekat dengan Allah. Abraham di dalam kisah ini diperlihatkan sebagai seorang yang begitu mengenal Allah karena dia adalah seorang yang dekat dengan Allah. Ketika Malaikat Tuhan datang, maka Abraham langsung mengenali Malaikat tersebut adalah Allah, bukan sekadar malaikat. Dia memanggil malaikat tersebut dengan kata yang hanya ditujukan kepada Allah, yaitu Adonai. Kata tersebut hanya ditujukan kepada Allah yang suci dan satu-satunya. Karena itu kita langsung dapat mengerti bahwa seorang yang begitu rohani adalah seorang yang peka dengan kehadiran Allah, mengerti apa yang menjadi kehendak Allah. Kepekaan kepada Allah juga akan mengakibatkan seseorang hidup secara coram deo (in the present of God). Dia mengerti bahwa Tuhan sedang memandangnya dan karena itu sebagai umat Allah, dia senantiasa hidup selayaknya seorang yang hidup dihadapan Allah.
Sara istri Abraham adalah seorang yang kurang beriman kepada Allah. Ketika Allah menubuatkan bahwa Sara akan melahirkan anak untuk Abraham, maka Sara melihat bahwa Allah seorang humoris. Dia tertawa karena tidak mungkin dia bisa mengandung dan melahirkan karena dia sudah begitu tua. Namun janji Tuhan tidak perlu ditertawakan karena tidak ada yang mustahil bagi Allah. Ini hal yang harus dicatat oleh anak-anak Tuhan: tidak ada yang mustahil bagi Allah. Segala sesuatu realita yang mungkin membuat kita sulit untuk beriman bahwa kehendak Allah akan jadi, realita yang menghimpit kita, kesulitan yang kita alami tidaklah boleh membuat kita untuk meragukan kuasa Allah. Janji Allah akan terlaksana, kehendak Allah akan jadi karena tidak ada yang mustahil baginya. Sama seperti membuka rahim Sara yang begitu mustahil di dalam cara pikir manusia, demikian jugalah kita harus percaya ketika Tuhan berkehendak, maka kehendak-Nya pasti terjadi. Sehingga di dalam keadaan yang paling mustahilpun kita tetap memiliki semangat di dalam menjalankan kehendak Tuhan. Zaman ini adalah zaman terlihat bahwa menjalankan prinsip Firman Tuhan begitu sulit. Segala sesuatu seolah-olah melawan seluruh perintah Tuhan. Ketika kita ingin menjadi orang yang tulus, maka kita akan dianggap sebagai orang bodoh atau bahkan akan dibodoh-bodohi dan dimanfaatkan. Namun, kita harus tetap percaya: Firman Tuhan, kehendak Allah, prinsip-prinsip yang harus kita hidupi, harus tetap dipertahankan, karena tidak ada yang mustahil bagi Allah.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...