Wednesday 30 December 2015

Kejadian 8 - Respon Nuh Sebagai Perwakilan Manusia Baru Terhadap Kesulitan



Referensi: Kejadian 8.
Kejadian 6-7 merupakan kejadian dimana Allah memurkai dunia dan seolah-olah menjadikan dunia ini menjadi ciptaan baru. Ini yang para teolog sebut re-creation. Manusia telah gagal untuk menjadi image of God dan Tuhan memberikan babak baru untuk kehidupan ciptaan Allah. Di dalam kisah Nuh ini kita bisa menemukan satu tema tentang new creation. Di dalam langit dan bumi yang baru, maka kehidupan manusia sama seperti respon Nuh ketika dia melihat dan hidup di dalam “langit dan bumi” yang baru, yaitu beribadah kepada Allah. Demikianlah manusia ketika hidup di dalam langit dan bumi kelak, maka hidup manusia adalah hidup yang beribadah kepada Tuhan. Beribadah disini bukan hanya disempitkan di dalam artian khusus, yaitu sebuah sikap ibadah seperti berdoa dan memuji Tuhan, tetapi beribadah berarti setiap tindakan, pikiran, dan kehendak manusia hanyalah untuk menyenangkan hati Tuhan.
Selain konsep new creation, hal menarik yang perlu diperhatikan dari kisah Nuh ini adalah perihal ketekunan di dalam kesulitan. Nuh adalah seorang yang begitu beriman kepada janji Tuhan di dalam seluruh penderitaannya. Nuh menderita bukan dimulai dari dia naik di atas kapal, tetapi penderitaan Nuh dimulai ketika dia mendapatkan perintah dari Allah. Mungkin sekali keluarga dekat Nuh, seperti sepupu, ipar, om, tante, dan keluarga lain membenci Nuh dan menganggap Nuh adalah seorang gila, seperti yang Yesus alami ketika berada di dunia. Semua orang menghina Nuh. Tidak sampai di situ, Nuh juga mengalami kesulitan hidup ketika dia berada di dalam Bahtera. Dia mungkin sekali-sekali mempertanyakan apakah Tuhan memegang janji-Nya akan menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Dia juga mungkin kesulitan untuk mengatur makanannya dan keluarganya. Mungkin Nuh juga ketakutan bagaimana jikalau binatang liar yang ada di dalam kehabisan makanan dan kemudian memangsa Nuh sekeluarga. Hal ini di alami oleh Nuh setiap hari. Nuh terdampar bukan sehari dua hari. Nuh terdampar berbulan-bulan di dalam bahtera tersebut. Namun Nuh tetap mengingat dan yakin tentang janji yang Tuhan berikan. Respon ini terbukti ketika Nuh lepas dari kebahayaan dan kesulitan yang ada, Nuh langsung berespon dengan cara menyembah Tuhan. Ketika dia mendapatkan solusi, keselamatan atas kesulitan hidupnya, maka yang paling pertama dia ingat bahwa itu adalah pertolongan dan pekerjaan Tuhan, bukan karena Nuh pintar di dalam mengatur seluruh kebutuhan binatang dan keluarga Nuh. Ini yang seharusnya menjadi respon manusia yang benar dihadapan Allah: langsung mengingat Tuhan ketika terlepas dari kesulitan-kesulitan yang ada. Berapa banyak diantara kita, ketika kita terlepas dari kesulitan, kita mengingat Tuhan? Mungkin kebanyakan manusia, ketika terlepas dari kesulitan, dia langsung memandang diri dan membanggakan seluruh kemampuan yang dia miliki. Padahal sebenarnya itu adalah kebaikan Tuhan yang turun atasnya.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...