Friday 25 December 2015

Kejadian 2 - Manusia adalah Gambar dan Rupa Allah.



Referensi: Kejadian 2.
            Di dalam narasi penciptaan ini, kitab Kejadian menyempitkan kisah menjadi kisah penciptaan manusia. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Penjelasan yang paling tepat untuk menjelaskan konsep ini adalah seperti Allah melihat kaca. Allah menginginkan ketika melihat manusia, maka Allah melihat ciri-ciri maupun karakternya di dalam diri manusia: berkuasa, bijaksana, dan aspek-aspek moralitas lainnya. Inilah manusia: mirip dengan Allah, memancarkan karakter-karakter Allah. Jadi, manusia bukanlah gambar dari binatang. Binatang hidup berdasarkan insting bertahan hidup: makan, sex, dan tidur. Apapun dilakukan oleh binatang agar instingnya terpenuhi, bahkan menyingkirkan atau membunuh sesamanya sekalipun. Seringkali manusia hidup memiliki karakter seperti binatang. Manusia seharusnya diminta untuk berkuasa atas binatang, namun kebalikannya yang sering terjadi manusia dikuasai karakter binatang. Hal ini merupakan ironi: semakin manusia mendekati karakter bintang, semakin merasa dirinya hebat, dan yang lebih malang lagi adalah manusia menghormati orang yang berkarakter binatang tersebut. Berapa banyak orang menghormati, mendekati para koruptor? Berapa banyak orang yang menjilat orang-orang kaya yang suka “menghisap” darah orang miskin? Tidak bisa dihitung dengan jari tentunya. Mengapa? Karena manusia memiliki konsep kemanusiaan yang salah. Manusia jarang memaknai dirinya adalah ciptaan Allah yang diciptakan segambar dengan Allah. Seharusnya karakter Allah yang menonjol di dalam diri manusia.

            Tidak jarang manusia hanya mencari kepuasan semata, hiburan, kekayaan, kekuasaan yang sebenarnya tidak boleh dicari oleh manusia. Manusia harus mengusahakan dirinya untuk hidup sebagaimana gambar dan rupa Allah menjalani kehidupan. Karakter moral Allah seperti kemurahan, kebaikan, kesabaran, dan buah Roh lain seharusnya menjadi karakter yang paling diimpikan dan paling dikejar, bukan uang, bukan penghormatan, bukan kekayaan, bukan kebesaran semata. Mari kita hidup dan mengingat diri kita sebagai gambar dan rupa Allah.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...