Referensi:
Kejadian 2.
Di dalam narasi penciptaan ini,
kitab Kejadian menyempitkan kisah menjadi kisah penciptaan manusia. Manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Penjelasan yang paling tepat untuk
menjelaskan konsep ini adalah seperti Allah melihat kaca. Allah menginginkan
ketika melihat manusia, maka Allah melihat ciri-ciri maupun karakternya di
dalam diri manusia: berkuasa, bijaksana, dan aspek-aspek moralitas lainnya.
Inilah manusia: mirip dengan Allah, memancarkan karakter-karakter Allah. Jadi,
manusia bukanlah gambar dari binatang. Binatang hidup berdasarkan insting
bertahan hidup: makan, sex, dan tidur. Apapun dilakukan oleh binatang agar
instingnya terpenuhi, bahkan menyingkirkan atau membunuh sesamanya sekalipun.
Seringkali manusia hidup memiliki karakter seperti binatang. Manusia seharusnya
diminta untuk berkuasa atas binatang, namun kebalikannya yang sering terjadi
manusia dikuasai karakter binatang. Hal ini merupakan ironi: semakin manusia
mendekati karakter bintang, semakin merasa dirinya hebat, dan yang lebih malang
lagi adalah manusia menghormati orang yang berkarakter binatang tersebut.
Berapa banyak orang menghormati, mendekati para koruptor? Berapa banyak orang
yang menjilat orang-orang kaya yang suka “menghisap” darah orang miskin? Tidak
bisa dihitung dengan jari tentunya. Mengapa? Karena manusia memiliki konsep
kemanusiaan yang salah. Manusia jarang memaknai dirinya adalah ciptaan Allah
yang diciptakan segambar dengan Allah. Seharusnya karakter Allah yang menonjol
di dalam diri manusia.
Tidak jarang manusia hanya mencari
kepuasan semata, hiburan, kekayaan, kekuasaan yang sebenarnya tidak boleh
dicari oleh manusia. Manusia harus mengusahakan dirinya untuk hidup sebagaimana
gambar dan rupa Allah menjalani kehidupan. Karakter moral Allah seperti
kemurahan, kebaikan, kesabaran, dan buah Roh lain seharusnya menjadi karakter
yang paling diimpikan dan paling dikejar, bukan uang, bukan penghormatan, bukan
kekayaan, bukan kebesaran semata. Mari kita hidup dan mengingat diri kita
sebagai gambar dan rupa Allah.
No comments:
Post a Comment