Saturday 26 December 2015

Kejadian 3 - Kejatuhan Manusia - Akibat dan Solusinya

Referensi: Kejadian 3.
        Di dalam kisah selanjutnya diceritakan bahwa manusia jatuh ke dalam dosa. Hal ini sangat sulit untuk dibayangkan. Bagaimana mungkin manusia yang sudah mengalami kondisi yang begitu ideal untuk hidup: serba kecukupan, pengetahuan yang memadai untuk hidup, berhubungan erat dengan Allah masih tetap bisa jatuh ke dalam dosa.

        Penyebab manusia jatuh ke dalam dosa adalah keinginan mereka untuk memutuskan peraturan apa yang seharusnya berlaku. Mereka mencurigai bahwa Allah menutup-nutupi sesuatu dari mereka. Meskipun mereka diberikan segala sesuatu, tetapi ada sesuatu yang masih tidak diberitahu kepada mereka oleh Allah, hal itu adalah pohon pengetahuan. Mereka mulai membuat aturan main sendiri. Mereka ingin menjadi pihak menentukan apa yang benar dan apa yang salah, bukan Allah. Hal ini yang membawa mereka menjadi makhluk yang begitu malang karena terhimpit oleh dosa, dan yang masalah yang paling besar adalah hubungan mereka rusak dengan Allah Sang sumber kehidupan tersebut. Demikianlah manusia sejak awal senantiasa memberontak kepada kepemimpinan. Manusia selalu mencurigai peraturan, manusia menginginkan bahwa mereka yang menjadi pemimpin, bukan menjadi yang dipimpin. Jiwa pemberontakan atas otoritas adalah sikap yang sudah ada sejak semula. Sehingga jangan haran, salah satu permintaan yang paling sulit untuk dilakukan adalah ketundukan, kepatuhan terhadap atasan, atau kepatuhan terhadap peraturan yang ada. Mengapa? Karena setiap manusia menginginkan mereka menjadi pengatur dari yang lain. Misalnya saja di zaman sekarang, banyak sekali orang diajarkan atau orang percaya bahwa orang yang sukses di dalam pekerjaan adalah orang yang memperkerjakan orang lain, orang yang tidak tunduk kepada orang lain, tetapi orang yang hebat adalah seorang yang memiliki sekumpulan orang yang tunduk kepadanya. Karena itu mereka akan ingin menjadi “kepala” bukan menjadi “ekor”. Karena itu jikalau semua menjadi kepala, siapakah ekornya? Ini adalah kepercayaan yang menjadi lelucon rohani. Suatu yang melakukan, menggelikan, tetapi dipercaya sebagai sesuatu yang benar.
        Dosa mereka tersebut tidak hanya berdampak kepada manusia semata tetapi juga berdampak kepada ciptaan yang lain. Ciptaan, seperti tanah dikutuk. Binatang yang diwakili oleh ular pun dikutuk. Segala sesuatu ciptaan yang indah tidak menjadi sama seperti semula diakibatkan oleh dosa manusia. Inilah dosa. Ketika manusia melakukan dosa, seringkali dosa itu tidak berdampak hanya kepada pendosa, tetapi berdampak kepada lingkungan di sekitarnya. Sangat terlihat jelas tentang pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh segelintir orang, mereka melakukan dosa oleh diri mereka sendiri, tetapi apa yang mereka lakukan tersebut memiliki dampak kepada ciptaan lain: tumbuh-tumbuhan menjadi gundul, binatang sulit untuk bisa hidup di dalam lingkungan tercemar, terjadi bencana alam, dan manusia lain yang tidak terlibat atas dosa tersebut menjadi korban atas bencana tersebut. Ini yang sebenarnya harus dipikirkan oleh manusia ketika mereka melakukan dosa: seringkali dosa tersebut tidak hanya berdampak bagi diri mereka sendiri tetapi bagi ciptaan dan orang lain.
        Namun yang lebih penting dari itu semua adalah dosa mengakibatkan manusia menjadi makhluk yang hatinya kesepian. Segala sesuatu yang dilakukan untuk mengisi kerinduhan dan hasrat hati tersebut tidak akan pernah bisa terpenuhi. Hati manusia berdosa seperti lubang hitam. Segala sesuatu yang ada di sekitarnya dia hisap, namun lubang hitam tersebut tidak pernah puas dan penuh. Blaise Pascal mengatakan hati manusia yang kosong yang tidak terbatas itu hanya bisa dipenuhi dan dipuaskan melalui Tuhan. Maka dari itu, seringkali kita melihat manusia yang tidak mengenal Allah akan melakukan segala sesuatu untuk memuaskan hatinya: kekayaan, sex, kehormatan, kesombongan, properti, dan lain-lain, tetapi semakin dicari maka hati mereka semakin kosong dan tidak pernah puas. Mereka mencoba segala sesuatu yang menjadi kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia, tetapi mereka tidak pernah puas. Mengapa? Karena kepuasan tersebut dicari dengan cara yang salah. Kepuasan tersebut hanya bisa diperoleh di dalam Tuhan yang dinyatakan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kristus mengatakan, “Akulah air hidup. Jikalau engkau meminum air hidup, maka engkau tidak akan kehausan lagi.” Mari datang untuk memuaskan diri melalui Sang Air Hidup tersebut.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...