Sunday 27 December 2015

Kejadian 4 - Dosa Membuat Manusia Berpikir Secara Irrasional.




Referensi: Kejadian 4.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka dosa menyebar kepada setiap keturunan Adam dan Hawa dan dosa tersebut berkembang di dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk saling mencari kambing hitam seperti yang dilakukan Adam terhadap Hawa, kini di dalam Kejadian 4, diperlihatkan dosa yang dilakukan generasi kedua manusia, Kain membunuh Habel. Kejahatan yang begitu luar biasa. Karena dosa Kain tega membunuh Habel saudaranya sendiri. Sikap Kain ini adalah sikap yang begitu ironis. Kain membunuh Habel karena Kain benci kepada Habel. Mengapa benci? Karena Kain iri terhadap Habel yang persembahannya diperkenankan oleh Tuhan, sedangkan persembahan Kain ditolak oleh Tuhan. Ini adalah sikap konyol yang terjadi kerena dosa. Cara berpikir dan logika Kain rusak karena dosa. Dia membenci orang yang seharusnya tidak dia benci. Dia membenci saudaranya sendiri karena Allah memuji Habel. Mengapa Allah memuji Habel? Karena Habel orang benar, bukan karena Habel menyakiti, memfitnah, atau melakukan kejahatan lain terhadap Kain. Meskipun tidak dapat dibenarkan, kita bisa mengerti jikalau Kain membunuh Habel jikalau karena Habel adalah orang yang jahat terhadap Kain. Namun Habel adalah orang yang benar. Dia mengasihi Tuhan dan mengasihi Kain. Tetapi karena sikap yang benar tersebut, maka Kain membenci dan membunuh Habel. Inilah yang terjadi di dalam diri orang berdosa: logika/ cara berpikir menjadi cara berpikir yang tidak normal. Manusia menjadi gila dan bodoh di dalam melihat standard moral. Moralitas bagi Kain adalah menyingkirkan setiap hal yang mengganggu perasaan dan kebanggaannya. Setiap cara untuk menyingkirkan adalah sesuatu yang hal dan wajib hukumnya. Itulah cara berpikir orang berdosa.
Hal lain yang luar biasa yang dilakukan oleh Kain adalah dia tidak hanya membenci orang benar, seperti Habel. Tetapi dia juga membenci Allah sang sumber dan sang kebenaran itu sendiri. Ketika Tuhan bertanya kepada Kain dimana Habel, maka dengan lugas Kain berkata, “Aku tidak tahu. Memangnya aku penjaga adikku?”. Tanpa sedikir keraguan dan rasa takut kepada Allah, Kain menjawab hal tersebut. Disini kita melihat dosa mengalami progress. Pada generasi pertama manusia, Adam dan Hawa ketika didatangi oleh Tuhan, mereka bersembunyi ketakutan karena mereka telah melakukan dosa, tetapi di dalam generasi kedua, Kain dengan bangga dan tanpa rasa gentar sedikitpun menantang dan melawan Allah. Inilah manusia berdosa. Kita melihat pada zaman ini, orang dengan bangga melakukan dosa dan melakukannya di tempat yang tidak tertutup sedikitpun. Bagi mereka dosa adalah hal yang normal dan patut dibanggakan. Manusia dengan bangga menceritakan berapa kali mereka telah selingkuh dan tidak jujur terhadap pasangan mereka, manusia dengan bangga menceritakan betapa kejamnya dan betapa banyaknya orang yang telah mereka bunuh, manusia bangga terhadap sikap kejam mereka menggorok orang yang tidak sepaham dengan mereka. 
Demikian juga, Kain pasti mengerti konsekuensi terhadap tindakannya yang menentang Allah. Orang tua Kain, Adam & Hawa juga pasti telah menceritakan bagaimana mengerikkan hukuman Allah kepada setiap orang yang menentangnya. Namun dosa telah merusak cara berpikir Kain. Kain tidak peduli seluruh konsekuensi tersebut, Kain hanya ingin memuaskan amarah dan kebenciannya. Baginya lebih baik menderita selama-lamanya karena kutukan yang Tuhan berikan, daripada dia tidak bisa memuaskan seluruh amarah kebenciannya, yang mana sumberya kebencian tersebut bukan berasal dari Tuhan, tetapi berasal dari hati Kain yang jahat. Masalah di sini sebenarnya Kain dirinya. Tuhan tidak terlibat sama sekali, tetapi Kain membenci Tuhan. Ini adalah cara berpikir yang konyol lainnya.
Tanpa pertolongan Tuhan, maka kita bukanlah apa-apa. Kita hanyalah orang yang mewarisi dosa dan dosa itu terus berkembang jikalau kita tidak bersandar kepada Tuhan dan berjuang di dalam integritas sebagai seorang anak Tuhan.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...