Tuesday 29 December 2015

Kejadian 6 & 7 - Kisah Air Bah dan Tujuan Allah Melakukannya.

Referensi: Kejadian 6.
          Di dalam kisah ini, “kekejaman” Allah dimulai. Allah ingin benar-benar menghancurkan umat ciptaannya, yaitu manusia. Ciptaan tersebut merupakan ciptaan yang begitu dibanggakan oleh Tuhan karena dicipta menurut gambar-Nya sendiri dan diciptakan dengan begitu kompleks. Mereka diciptakan dari debu tanah selayaknya seorang seniman yang menciptakan karyanya dari tanah liat kemudian mengukir setiap detail-detail tubuh manusia. Pekerjaan belum selesai karena manusia belum otomatis menjadi makhluk hidup, dan Alkitab mengatakan bahwa Allah menghembuskan nafas ke dalam hidup mereka dan mereka menjadi makhluk hidup. Allah menciptakan manusia dengan begitu kompleks dan begitu serius. Allah juga memberikan mereka mandat yang luar biasa terhadap seluruh ciptaan. Namun makhluk yang dibanggakan ini menjadi akhirnya menjadi musuh utama Penciptanya. Hati mereka senantiasa mengarah kepada tindakan-tindakan yang menyakiti hati Tuhan, mereka sudah mulai melupakan mandat yang Tuhan berikan kepada mereka. Mereka hanya mengerjakan apa yang mereka pandang baik. Tuhan telah muak dengan seluruh kejadian tersebut, maka Tuhan kali ini berniat untuk membantai seluruh ciptaan-Nya.
          Mata Tuhan tidak buta, Tuhan maha tahu. Allah senantiasa melihat kepada Nuh dan keluarganya. Keluarga ini merupakan keluarga yang saleh dan takut akan Tuhan. Maka Tuhan menyelamatkan keluarga Nuh dan memberikan tugas yang mulia kepada Nuh. Nuh menjadi agen penyelamat seluruh ciptaan. Manusia yang sudah menjadi lawan Allah, kali ini bukan hanya melawan Allah tetapi juga menertawakan dan mempermainkan orang benar seperti Nuh. Nuh dianggap gila, Nuh dianggap orang yang tidak berpikiran logis, setiap tindakan Nuh tidak masuk akal dan bodoh dihadapan orang berdosa. Namun Nuh tahu bahwa manusia berdosa adalah makhluk yang tidak mampu melihat hikat dari Tuhan karena mata mereka sudah tertutup dengan kabut kebencian kepada Tuhan. Meskipun tantangan begitu besar, meskipun Nuh merasa kesepian, namun dia tetap bertahan dan setia kepada panggilan Tuhan. Karena Nuh sadar bahwa tugas yang Tuhan berikan tidak pernah salah: Tuhan ingin menyelamatkan dunia melalui bahtera yang diciptakan oleh Nuh.
          Manusia tidak sadar akan kebaikan Tuhan yang luar biasa. Meskipun mereka melawan Tuhan, Tuhan sudah beritikat untuk membantai mereka, namun Tuhan bukanlah sekadar Pribadi yang adil tetapi Dia adalah Pribadi yang kasih. Karena kasih itulah Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk percaya kepada seluruh apa yang dikatakan oleh Nuh. Tuhan memberikan kesempatan mereka untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan, tetapi Alkitab mengatakan bahwa mereka menolak kesempatan itu dan terus berusaha untuk menyakiti hati Tuhan dengan dosa-dosa tersebut.
          Tuhan tetap memandang keluarga Nuh yang benar dimata Tuhan. Tuhan ingin menyelamatkan keluarga yang takut akan Tuhan ini melalui “pembantaian” terhadap manusia yang melawan Allah dan menolak pengampunan dari Allah. Tuhan meminta Nuh membawa seluruh keluarganya naik ke bahtera diserta dengan tumbuhan dan binatang. Hikmat Tuhan begitu luar biasa. Tuhan ingin menyelamatkan Nuh yang setia dari pergaulan dan pengaruh buruk yang berasal dari orang-orang disekitar mereka. Inilah yang terjadi dibalik tindakan “kejam” Allah tersebut. Allah “kejam” namun Allah kudus. Kekejaman yang tampak di mata dan yang kita pikirkan karena kita tidak mampu melihat seluruh benang merah yang terjadi. Manusia seringkali mempermasalahkan “problem of evil” karena manusia tidak mengerti kenapa perang, penderitaan, kehancuran Tuhan izinkan jikalau Tuhan adalah Tuhan yang baik? Namun jikalau kita kembali mengingat-ingat apa yang Tuhan kerjakan maka kita sadar bahwa karena Tuhan baik maka dia kejam. Sebagaimana yang terjadi di dalam Perang Dunia II. Tuhan terlihat begitu kejam karena membiarkan Pearl Harbour hancur oleh tentara fasis kejam seperti Jepang. Namun kekejaman yang terjadi di Pearl Harbour itu adalah sebuah bukti tindakan bijaksana dari Allah. Karena pengeboman tersebutlah, maka Jepang dan sekutunya seperti Jerman dan Italy, melihat singa yang sedang terbangun. Amerika Serikat terpaksa terlibat di dalam Perang Dunia II. Di dalam kisah based on true story Band of Brothers dikisahkan bahwa di dalam episode terakhir, para tentara Amerika Serikat bertanya, “Mengapa kita harus berperang, mengapa kita harus ada di sini, mengapa kita harus menderita, mengapa, mengapa, dan mengapa?” Kemudian di dalam episode selanjutnya dikisahkan bagaimana mereka menemukan begitu banyak Main Kamp yang dibangun oleh Hitler untuk membantai dan membumi hanguskan satu etnis: Yahudi dari muka bumi. Ini adalah kekejaman yang sesungguhnya, ini adalah kejahatan yang sesungguhnya, bukan Allah yang membiarkan Pearl Harbour seolah-olah menderita. Apa yang terlihat di luar adalah sesuatu yang belum tentu sesuai dengan esensinya. Inilah yang dilakukan Tuhan: Tuhan ingin menyelamatkan umat manusia dengan mengizinkan penderitaan terjadi di dalam sejarah Amerika Serikat. Kita bisa membayangkan jikalau Amerika Serikat tidak terlibat di dalam Perang Dunia yang diakibatkan tragedy Pearl Harbour tersebut, mungkin salah satu etnis di dunia, Yahudi sudah lenyap. Ini jugalah yang terjadi melalui Air Bah. Jikalau Air Bah tidak terjadi, maka Nuh dan keluarganya lambat laun akan tercemar oleh orang-orang tersebut dan manusia tidak memiliki pengharapan karena tidak ada satu manusiapun yang benar dimata Allah. Namun bencana besar yang terjadi tersebut menjadi pintu pengharapan manusia bahwa masih ada manusia yang benar dimata Tuhan.

          Yang menjadi keaneah manusia berdosa adalah mereka berteriak bahwa Allah kejam, Allah bersalah karena membiarkan penderitaan, tetapi manusia tidak pernah berkaca. Bahwa bukan Allah yang bersalah, tetapi manusialah yang bersalah dan Tuhan selalu saja harus mengambil tindakan dan membersihkan seluruh kejahatan yang bukan berasal dari ulah Allah. Manusia yang berbuat tetapi Allah yang harus menyelesaikan dan menangani dunia agar tetap berpengharapan. Karena itu, jikalau terjadi penderitaan dan bencana besar, mari kita tidak langsung bertanya, “Tuhan mengapa ini terjadi? Mengapa engkau begitu kejam?” Tetapi tanyalah, “Tuhan, apa yang ingin engkau perbaiki dan apa yang menjadi dosa yang telah kami lakukan?” Karena Tuhan itu baik dan manusia itu berdosa.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...