Sunday 29 March 2015

MY FIRST MOTOR SPORT: Minerva 150 vx.

MY FIRST MOTOR SPORT: Minerva 150 vx.

Tidak dapat dipungkiri, kendaraan bermotor merupakan salah satu kebutuhan utama di dalam menjalankan aktivitas hari-hari di masa kini. Salah satu alternatif adalah sepeda motor atau kendaraan beroda dua. 
Bagi golongan orang yang sangat menekankan penghematan waktu di dalam perjalanan dan biaya bahan bakar, khususnya di dala konteks DKI Jakarta yang tidak bisa tidak pasti jalanan mengalami kemacetan, sepeda motor adalah pilihan utama.
Penulis secara pribadi termasuk di dalam golongan orang yang mengedepankan penghematan waktu dan biaya bahan bakar tersebut . Semula penulis yang sangat awam tentang sepeda motor, untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi, langsung memilih motor bekas yang termurah. Pilihan tersebut jatuh pada sepeda motor Minerva 150 vx. Secara sepintas, motor ini terlihat sangat sporty. Penulis berpikir, “Kapan lagi dapat motor keren tapi murah?” Setelah beberapa bulan pemakaian, ternyata motor ini memiliki masalah yang tidak sedikit: mulai dari karburator, pengapian, kelistrikan. Ditambah kondisi penggunaan pemilik sebelumnya juga kurang baik sehingga tangki karat dan tidak jarang mengalami kebocoran bensin yang menetes sampai habis.
Namun penulis tidak begitu saja menyerah. Mengingat motor ini merupakan motor yang dibeli dengan jerih payah sendiri dan merupakan motor pertama yang dimiliki, penulis langsung mengubah keadaan motor perlahan demi perlahan, mulai dari body fairing yang mirip superbike ducati 848, menggunakan lampu angle eyes, footstep racing. Tidak lama kemudian, penulis melihat bahwa ada sedikit peotan di bagian samping tangki. Langsung saja penulis mencari tahu berapa harga tangki barunya. Astaga, ternyata harganya begitu mahal. Untuk mengakali itu, maka tangki tersebut dibalut dengan cover tangki ducati sehingga body terlihat semakin besar layaknya superbike. 
Suatu ketika penulis menggunakan motor tersebut di dalam keadaan hujan. Beberapa waktu kemudian, motor tersebut mengalami keanehan. Tanpa perlu di gas, motor tersebut meng-gas dengan sendirinya. Keadaan menjadi cukup horor karena motor meng-gas sendiri. Selidik punya selidik, ternyata karburator original dari motor tersebut terlalu gampang untuk dimasuki air dan terlalu sulit mepelaskan air sehingga motor mengalami hal tersebut. Mereka menggunakan bahasa keren: teknologi auto-pilot minerva setiap kali hujan. Maka penulis mengganti karburator tersebut dengan menggunakan karburator racing PE28 versi Thailand. Ketika mencoba menggunakan motor yang sudah diganti karburator nya, waahh.. ternyata motor tersebut tarikannya semakin enak, semakin kencang. Namun disayangkan adalah penggunaan bensin semakin boros.
Pengalaman indah menggunakan motor ini belum selesai. Dengan body superbike yang begitu besar, penulis lumayan minder. Mengapa? Karena kecepatan tidak berbanding lurus body indah motor superbike KW ini: tubuh motor balap tetapi kecepatan becak . Penulis mencari tahu, apa yang bisa menambah kecepatan motor ini. Penulis mendapatkan jawabannya: mengutak atik mesin, swap mesin, atau mengganti pengapian menjadi pengapian racing. Dengan pertimbangan ekonomis, penulis memilih pilihant terakhir: menggunakan pengapian racing saja. Langsung saja penulis membawa motor kesayangan ini ke salah satu bengkel hebat di Jakarta Barat. Pengapian motor ini di upgrade dengan mengganti CDI dengan CDI BRT Hyperband (karena waktu itu dualband kosong), koil diganti dengan menggunakan koil yz125. Biaya upgrade ini lumayan besar: lebih dari 1 juta rupiah. Namun, uang itu terasa tidak berharga ketika penulis mencoba motor dengan pengapian baru tersebut. Alhasil motor ini sangat mudah untuk mendapatkan kecepatan 100 km/jam. Namun penulis tidak pernah menancap gas di atas kecepatan tersebut. Tarikan ringan sekali.
Setelah 1 tahun memodifikasi sepeda motor ini, penulis memiliki rasa cinta yang cukup mendalam terhadap sepeda motor ini meskipun lebih banyak menguras waktu, tenaga, dan uang. Keadaan sepeda motor ini memberikan tambahan pelajaran kepada penulis tentang berbagai macam pengetahuan dasar tentang sepeda motor. Sang pacar menamai sepeda motor ini cimin (Ci Minelfa) sebagai panggilan manjanya. 
Motor ini sudah siap dipakai, nyaman sekali, jauh dari keadaan awal. Namun, disayangkan motor ini harus segera dijual karena ada kebutuhan biaya untuk masa depan.
Terima kasih cimin untuk kebersamaan kita selama ini .

Penampakan akhir dari Minerva 150 vx penulis:



No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...