Monday 8 February 2016

Kejadian 45-50: Perihal Pengampunan

PENGAMPUNAN
            Pada bagian ini, Yusuf sedang bergumul tentang pengampunan. Mungkin sekitar 2 tahun lebih Yusuf menguji saudara-saudaranya apakah mereka sudah berubah ataukah tetap sejahat dahulu. Di dalam sikap Yusuf yang mempermainkan saudara-saudaranya, hati nurani Yusuf tetap mendorongnya untuk melakukan hal yang benar, yaitu mengampuni saudara-saudaranya. Akhirnya karena tidak tahan lagi, Yusuf menangis di depan saudara-saudaranya dan memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya sembari mengatakan bahwa meskipun saudara-saudaranye mereka-rekakan yang jahat kepadanya, namun Tuhan mereka-rekakan demi kebaikan.
            Secara pandangan manusia, Yusuf memiliki alasan yang begitu banyak untuk tidak mengampuni saudara-saudaranya dan menggunakan kekuasaannya yang besar itu untuk membalas-dendam atau setidaknya terus-menerus mempermainkan saudaranya. Dia dikhianati oleh saudara-saudaranya, dia tidak memiliki kesalahan apapun atas saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya hanya iri kepada Yusuf karena Yusuf bermimpi sesuatu yang sebenarnya sudah pasti akan terjadi. Saudara-saudaranya tidak menerima bahwa mereka jauh lebih rendah dari Yusuf. Mereka iri kepada Yusuf karena anugerah yang akan Tuhan berikan kepada Yusuf. Seribu satu alasan untuk Yusuf membenci saudaranya, tidak ada alasan yang bisa kita temukan untuk bisa membela saudara-saudaranya jikalau Yusuf akhirnya berbuat hal yang buruk terhadap saudara-saudaranya.
            Bagaimanapun juga, lebih dari cara pikir manusia, Yusuf mampu melihat apa yang menjadi alasan yang tidak tergoyahkan untuk mengampuni saudara-saudaranya, yaitu rencana Tuhan untuk umat-Nya, yaitu anak-anak Yakub. Yakub mampu melepaskan diri dari batasan cara pandang manusia dan melihat Tuhan sebagai alasan ultimat di dalam mengambil tindakan. Yusuf melihat bahwa Tuhan ingin memakai bangsa yang rusak tersebut untuk menggenapkan rencana yang sudah jauh hari dinyatakan kepada Abraham. Dari kedua belas anak-anak Yakub, tidak ada yang benar secara moralitas dan pandangan manusia. Sepuluh orang adalah orang yang immoral, hanya Yusuf dan Benyamin yang bisa diandalkan. Itupun mungkin karena Benyamin masih kecil dan belum mampu bersekongkol dengan kakak-kakaknya. Mayoritas umat pilihan Tuhan tidak dapat diandalkan secara moralitas, tetapi Tuhan tetap saja ingin memakai bangsa tersebut.
Sekarang ini, begitu banyak orang yang kecewa dengan gereja Tuhan, karena gereja Tuhan tidak memiliki implikasi, hanya sekadar tahu apa yang benar dan apa yang salah tanpa ada implementasi, tidak memiliki dampak terhadap masyarakat, jemaat hanya bisa kritik sana kritik sini tanpa memiliki perubahan di dalam diri, dan begitu banyak alasan untuk seorang Kristen yang berdedikasi kepada Tuhan untuk membenci saudara seimannya. Namun, kita bisa kembali berkaca kepada pengalaman Yusuf: seribu satu alasan untuk bisa membenci saudaranya, tidak ada alasan untuk mengampuni saudaranya. Tetapi dia melepaskan diri dari perhitungan manusia tersebut dan mengambil langkah yang benar menurut jalan Allah, yaitu mengampuni. Apakah kita masih memiliki seribu satu alasan untuk tidak mengampuni orang sekitar kita? Mari kita melepaskan diri dari cara hitung manusia dan masuk ke dalam langkah yang Tuhan ingin kita lakukan. Tidak ada pilihan lain, kecuali mengampuni!


No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...