Monday 29 June 2015

Perihal Kebijaksanaan #3: Hidup Memiliki Aturan/ Pemerintah dan Hidup untuk Bekerja.



6 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: 7 biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, 8 ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. 9 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 10 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" 11 maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. (Amsal 6:6-11)

Pada bagian ini, orang Kristen yang ingin bijaksana diminta untuk belajar dari semut. Tuhan memberikan kebijaksanaan ciptaan-Nya agar manusia yang tidak bijaksana bisa hidup berbijaksana. Orang-orang yang terlalu bebal haruslah melihat kehidupan binatang lebih baik dari kehidupan mereka, binatang memiliki kebijaksanaan lebih daripada orang yang malas, bebal, dan bodoh. Harusnya sindiran ini menggerakkan setiap orang Kristen untuk hidup lebih bijaksana.
Beberapa karakter orang yang bijak yang bisa dipelajari dari semut:
1.    Hidup seolah-olah memiliki pemimpin. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki pemerintahan. Baik manusia yang memerintah atau manusia yang diperintah. Ketika manusia diciptakan maka manusia tercipta sebagai makhluk yang memerintah ciptaan lain. Binatang, tumbuhan, dan seluruh alam tunduk kepada manusia sebagai perwakilan Allah. Namun manusia tidak hanya tercipta sebagai yang memerintah tetapi manusia dicipta untuk diperintah. Manusia harus tunduk kepada seluruh aturan Allah sehingga manusia mengerti bagaimana hidup sebagai manusia ciptaan Allah yang sejati. Jikalau manusia tidak tunduk, maka mereka menjadi orang yang paling malang, paling berdosa, dan hidup terlepas dari sumber sukacita dan sumber kehidupan. Demikian juga manusia yang masih menjadi anak. Ketika manusia lahir ke dalam dunia, maka salah satu kewajiban manusia itu adalah siap untuk diperintah, harus siap untuk tunduk kepada manusia yang melahirkan mereka, yaitu ayah dan ibu mereka. Anak yang baik menurut Taurat Tuhan adalah anak yang menghormati orang tua. Bahkan Yesus sendiripun ketika berada di dalam dunia, Alkitab mengatakan bahwa Dia takhluk kepada Maria dan Yusuf. Luk. 2:51 mengatakan Yesus hidup asuhan mereka. Tetapi di dalam bahasa aslinya mengatakan bahwa Yesus takhluk kepada mereka. Demikianlah manusia, manusia harus tunduk kepada otoritas atau aturan yang ada. Ketika otoritas atau aturan tidak ada, maka hiduplah seolah-olah memiliki aturan. Apa yang menjadi aturan manusia ketika manusia tidak memiliki otoritas di dalam suatu waktu kehidupannya? Yaitu Allah dan Firman-Nya. Seringkali anak rantau menjadi rusak karena tidak berlaku seolah-olah memiliki pemimpin. Mereka hidup dengan semena-mena, hidup dengan sebebas-bebasnya karena sudah terlepas dari otoritas orang tua. Akhirnya anak yang memiliki kapasitas yang luar biasa, yang sedang berkembang, hancur ditengah jalan.
Melalui bagian ini kita juga harus mengerti bahwa manusia yang memiliki kerohanian yang baik adalah manusia yang selain hidup sebagai pemimpin harus bertindak sebagai seorang yang hidup sebagai orang yang dipimpin. Jikalau tidak manusia yang hanya ingin memimpin akan menjadi manusia yang semena-mena, memaksakan kehendak, dan hidup berdasarkan standard sendiri. Manusia yang tanpa pemimpin atau merasa tanpa dipimpin akan menjadi manusia yang angkuh dan tidak memiliki kerendahan hati. Begitu banyak orang yang memiliki penyakit ini: hidup sebagai pemimpin dan tidak mau hidup sebagai orang yang dipimpin. Bahkan orang seperti ini adalah orang yang mau memimpin pemimpinnya. Orang tersebut adalah orang yang paling malang, orang yang paling tidak bijaksana. Mengapa? Karena dosa, kesombongan menggerogoti kerohaniannya dan dia membiarkan hal tersebut terjadi.
2.    Hidup harus bekerja dengan giat. Manusia Kristen yang bertanggungjawab dihadapan Allah adalah manusia yang bekerja. Sejak permulaan manusia diciptakan untuk ‘berkeringat’. Mereka diciptakan untuk mengolah dan menjaga ciptaan Tuhan: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (Kej. 2:15 LAI). Ketika manusia bekerja di dapan Tuhan berarti manusia beribadah kepada Tuhan. Kata yang digunakan untuk manusia mengerjakan dunia ini: “mengusahakan” dan “memelihara” adalah istilah religius. Kata menguasahakan berasal dari kata “abad” yang berarti menyembah (Allah); kata memilhara berasal dari kata “shamai” yang berarti mendengarkan/ mentatati (Allah). Sehingga dengan pasti kita bisa menyimpulkan bahwa ketika manusia bekerja maka itu adalah sebuah tindakan religius dihadapan Allah.
Seorang Kristen tidak boleh bersikap dualisme yang membedakan antara bekerja dan beribadah (ke gereja). Orang Kristen seringkali berpikir bahwa seorang yang rohani adalah seorang yang hanya setia datang dan pelayanan di gereja, atau melakukan hal-hal gerejawi dan melihat orang yang bekerja mati-matian di dunia pekerjaan adalah seorang yang sungguh sangat sekuler. Tetapi Alkitab melihat kedua hal tersebut tindakan ibadah dan bekerja adalah sebuah kegiatan rohani dihadapan Allah. Inilah orang yang bijaksana dihadapan Allah. Melakukan pekerjaan mereka, bukan karena takut kepada bos, bukan karena semata-mata mencari uang, tetapi bekerja sebagai tindakan ibadah dihadapan Allah.
Ketika seseorang sadar sedang bekerja dihadapan Allah (coram deo) maka pasti orang itu dengan sukacita, penuh kegentaran, dan dengan serius melaksanakan seluruh pekerjaannya karena dia tahu bahwa dia bekerja terutama bukan dihadapan manusia tetapi bekerja dihadapan Allah.
Amsal mengatakan efek dari tindakan bijaksana ini adalah kehidupan yang berkecukupan. Ketika seseorang bekerja dengan giat karena kesadaran yang benar, maka orang itu akan mendapatkan gaji, akan mendapatkan penghidupan. Ketika seseorang bekerja dengan serius maka orang tersebut akan mendapatkan promosi berkali-kali dan kehidupannya akan semakin baik secara ekonomi sehingga dia dan keluarganya tidak akan pernah merasa kelaparan. Inilah kebenaran umum yang terjadi di dalam hidup orang yang bijaksana.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...