Saturday 25 April 2015

Avengers 2: Age of Ultron: Menghibur namun Sarat Makna


Avengers 2: Age of Ultron merupakan salah satu Film yang dinanti-nantikan oleh pecinta film superhero di tahun 2015 ini. Film ini memang begitu spektakuler. Bagaimana tidak? Film ini memanja penonton dengan efek komputer yang luar biasa, dan juga adegan-adegan dramatis yang tidak kalah menarik. Meskipun tergolong sebagai film ringan dan menghibur, Film Avengers 2 ini sarat pesan-pesan moral.
                Musuh utama dari Avengers pada film ini adalah Ultron. Siapakah Ultron tersebut? Ultron ini merupakan hasil artificial inteligent dari Tony Stark yang kemudian di dalam kisah selanjutnya diceritakan bahwa Ultron belajar dari Tony Stark bagaimana menjadi orang yang ingin memusnahkan manusia dan Avengers. Jauh sebelum lahirnya Ultron, sebenarnya Stark sudah menciptakan artificial inteligent yaitu Jarvis. Jarvis diciptakan dalam konteks Tony Stark mengalami perubahan kehidupan, perubahan paradigma dari seorang penjahat, seorang yang memiliki kecacatan moral luar biasa menjadi seorang yang bertobat, seorang yang ingin hidup benar, dan rindu untuk menciptakan perdamaian dunia. Untuk menggenapkan cita-cita yang mulia tersebut, maka Tony Stark menciptakan sebuah artificial inteligent, yaitu Jarvis, sebagai rekan kerja utamanya. Jikalau dibandingkan dengan Ultron, Jarvis tidak memiliki kerinduan untuk memiliki tubuh sama sekali. Dia sudah puas dengan kondisi yang sedemikian dan puas untuk senantiasa membantu Stark dibalik kisah-kisah perbuatan superhero dari Stark. Jarvis puas untuk berkomunikasi dengan Stark sebagai sebuah program komputer.
                Berbeda dengan Ultron. Ultron menginginkan tubuh agar mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan secara fisik untuk menggenapkan cita-cita yang diinginkan oleh Stark, yaitu untuk menciptakan perdamaian dan ketenangan. Lalu bagaimana caranya Ultron untuk melakukan itu? Ultron menganalisa segala sesuatu, membaca seluruh dokumen dan menyimpulkan bahwa Avengers adalah hama dari dunia yang harus dimusnahkan. Para Avengers memiliki monster di dalam diri mereka (hal ini dapat disimpulkan di dalam kisah selanjutnya dari pembicaraan antara Romanof dan Dr. Banner).
                Jadi, di dalam film ini ada dua artificial inteligent yang mewakili isi pikiran dari Tony Stark: 1) Ultron: mewakili pikiran jahat Tony Stark; 2) Jarvis: mewakili pikiran baik Tony Stark (pada kisah selanjutnya Jarvis juga mendapatkan tubuh yang jauh lebih sempurna dari apa yang dimiliki oleh Ultron). Kedua sisi di di dalam diri Stark ini saling bertempur satu dengan yang lain. Dan ternyata sisi baik dari Tony Stark tetap lebih unggul dari sisi buruknya. Namun, jikalau kita memperhatikan dengan seksama kisah sisi baik dan sisi buruk ini tidak hanya berbicara tentang Tony Stark semata, tetapi juga mewakili seluruh Avengers. Maksudnya adalah para Avengers, tanpa terkecuali juga memiliki sisi yang sama seperti yang dimilik Tony Stark: sisi jahat dan sisi baik. Hal ini kita bisa simpulkan dari beberapa adegan: mereka semua disihir untuk memimpikan keburukan atau sisi buruk di dalam diri mereka sebagai ketakutan yang membuat mereka merasa lemah dan tidak pantas sebagai seorang Avengers. Dan itu bekerja dengan sangat baik sebagai sebuah serangan dari musuh. Sehingga Dr. Banner begitu depresi ketika dia disihir dan berubah menjadi Hulk yang begitu ganas dan menghancurkan kota dan melukai orang-orang yang ada di kota. Setelah tersadar maka dia begitu menyesali bagian monster di dalam dirinya yang jikalau tidak dikontrol akan melukai orang lain. Bukan hanya Stark, atau Dr. Banner. Romanof juga memikirkan hal yang sama. Dia mengatakan kepada Dr. Banner, “Apakah kau kira hanya engkau saja yang adalah seorang monster?” Maksud Romanof adalah dia juga memiliki sisi jahat atau monster di dalam hidupnya. Di dalam kisah ini dari Film Avengers 2 ini adalah: tidak ada manusia yang sempurna, bahkan superhero sekalipun. Namun, meskipun tidak sempurna maka kita harus berjuang, bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik, melindungi orang-orang disekitar kita dan yakinlah: meskipun kita memiliki sisi yang jahat tetapi kebaikan di dalam diri kita akan menang – akhirnya para Avengers bisa mengalahkan seluruh ketakutan mereka akan kejahatan di dalam diri mereka dan Tony Stark sendiri juga berhasil membuktikan bahwa kejahatan di dalam dirinya tidak lebih besar dari kebaikan di dalam dirinya ketika dia menyimpulkan bahwa Jarvis pun membutuhkan tubuh untuk mengalahkan Ultron.
                Jikalau kita mengikuti permainan dari sutradara, maka kita akan berpihak kepada Captain Amerika bahwa Tony Stark keliru dan akan melakukan kejahatan lain dengan memberikan Jarvis tubuh. Selain itu, Tony Stark berusaha untuk merayu Dr. Banner untuk mengerjakan hal tersebut. Stark digambarkan bahwa pikiran jahatnya akan menguasai dirinya lagi sebagaimana dia telah melakukannya ketika menciptakan Ultron. Di dalam kisah pertarungan dua group tersebut: Captain Amerika dan Stark, maka kita akan terpancing untuk mendukung Captain Amerika karena Captain Amerikalah yang benar. Namun ternyata, di dalam perseturuan ini, Captain Amerika-lah yang salah dan Stark lah yang benar. Memang Jarvis membutuhkan tubuh untuk membantu Avengers mengalahkan Ultron. Adegan ini membuktikan sisi baik Stark masih lebih kuat dari sisi buruk Stark.
                Kita sebagai manusia yang adalah gambar dan rupa Allah yang (seharusnya) sejati seharusnya juga memiliki semangat yang sama. Kita tahu bahwa kita adalah orang yang tidak sempurna, kita memiliki banyak kekurangan. Tetapi kita harus senantiasa berkomitmen untuk hidup sebagaimana manusia hidup seharusnya dan niscaya kita akan diproses dan sisi baik di dalam kehidupan kita akan lebih kuat dan berkuasa dari pada sisi buruk kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...