Lukisan
ini adalah lukisan Rembrandt yang terbaik selama Rembrandt ada di Leiden.
Lukisan ini selama bertahun-tahun mengalami kesalahan identifikasi dan akhirnya ditemukan
bahwa lukisan ini berbicara tentang Yeremia yang sedang meratap tentang
kehancuran dari ibu kota Yehuda: Yerusalem karena penyerangan yang akan
dilakukan oleh Nebukadnezar (Yer. 32-33).
Di
sebelah kiri bawah, ada orang yang sangat jauh sedang menutup wajahnya dan matanya adalah raja Zedekia yang
tidak tahan ketika melihat kehancuran Yerusalem dan kerajaan Yehuda dan tidak
tahan melihat sendiri anak-anaknya dibunuh dan setelah semua kejadian itu matanya
dibutakan (2 Raj. 25:7).
Di
sebelah kiri atas, ada sebuah bangunan yang terbakar. Itu adalah bait Allah
Salomo.
Pose
dari Yeremia adalah sebuah lambang keadaan melankolis: sikut tangan diletakkan
di atas sebuah buku yang bertuliskan Alkitab (Bibel). Buku ini adalah buku
ratapan yang dia tulis sendiri.
Yeremia
adalah nabi yang memiliki pelayanan yang begitu sulit. Meskipun dia adalah
seorang nabi yang setia, namun dia mendapatkan begitu banyak perlawanan dan
penghinaan. Dia memberitakan tentang kehendak Allah, namun seolah-olah dia
berbicara kepada orang yang tuli. Sehingga karena kebebalan orang-orang Yehuda,
maka penghukuman datang kepada mereka. Hal ini begitu menyedihkan bagi Yeremia
karena dia bukan hanya menubuatkan tentang kehancuran tersebut, tetapi melihat
sendiri kehancuran yang dia nubuatkan tersebut.
Pose
Yeremia ini juga mewakili isi hati Allah yang begitu sedih melihat keadaan
umat-Nya. Allah begitu berbelaskasihn kepada umat-Nya. Dia dalam sejarah,
berkali-kali Allah memberikan kesempatan kepada umat-Nya untuk hidup benar dan
menyembah Allah, namun mereka senantiasa jauh dari Allah. Kesulitan demi
kesulitan datang menimpa mereka adalah karena dosa mereka. Allah senantiasa
menolong mereka di dalam kesulitan mereka, bahkan pada puncaknya, Dia merelakan
Anak-Nya yang tunggal untuk menggantikan dosa-dosa mereka, namun hati mereka
tetap bebal dan dingin. Yesus mengatakan "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
(Mat 23:37). Inilah kesedihan dari Allah yang juga diwakili
oleh pose dari Yeremia ketika dia melihat sendiri nubuat yang dinyatakan Allah
kepadanya. Penghukuman itu datang juga karena kebebalan mereka dan hati yang
dingin terhadap Allah dan Penyelemat mereka.
No comments:
Post a Comment