Thursday 9 April 2015

Kebencian Yang Terkejam: Kebencian Kepada Orang Yang Berkorban Bagi Kita.

Hidup ini penuh dengan ironi. Apa itu ironi? Secara sederhana, salah satu pengertian ironi adalah suatu kejadian yang berlawanan dengan apa yang seharusnya terjadi atau dapat juga diartikan sebagai fakta yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya ketika langit cerah maka kita mengharapkan bahwa di luar akan panas, tetapi ternyata fakta yang terjadi adalah hujan deras. Demikian juga dengan kejadian ketika seseorang membenci orang yang berkorban baginya. Yang kita diharapkan adalah ketika ada yang berkorban bagi seseorang, maka dia seharusnya mencintai orang tersebut. Demikianlah kisah di bawah ini yang mengkisahkan seorang anak membenci ibunya dengan cara yang ironis.

Berikut ceritanya:

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan. Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar. 

Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.

Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua mengejekku.

Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab. Aku merasa sangat puas karena telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.

Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, tanpa peduli sedikitpun, dan pergi kembali tidur.

Meskipun ibuku telah menangis karena perkataanku, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu matanya. Jadi, Aku mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena aku membenci ibu bermata-satu aku dan kemiskinan kami.

Lalu aku belajar dengan keras. Aku meninggalkan ibu dan pergi ke kota untuk belajar dan diterima di sebuah universitas ternama. Aku belajar dengan segala kepercayaan diri. Setelah lulus aku mendapatkan pekerjaan dan menikah dengan orang yang begitu cantik, tidak seperti ibuku yang buruk rupa karena hanya memiliki satu mata. Aku membeli rumah milikku sendiri. Lalu aku memiliki anak-anak. Aku sekarang hidup bahagia. Kebahagiaan ini semakin besar dan semakin besar sampai seorang wanita tua yang hanya memiliki satu mata datang. Dia adalah ibuku. Melihat wanita bermata satu, maka anak-anaknya begitu ketakutan. Aku sangat marah karena membuat anak-anakku ketakutan. Anak perempuanku berlari kabur karena takut melihat ibuku.

Dan aku bertanya kepadanya, “Siapa Anda? aku tidak mengenalmu!!” sandiwara aku. aku berteriak kepadanya “Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti anak aku! Pergi dari sini sekarang juga!”

Dan ibuku dengan pelan menjawab, “Oh, maafkan aku. aku pasti salah alamat,” dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ternata ia tidak mengenali aku. aku merasa cukup lega. Aku mengatakan kepada diriku bahwa aku tidak akan peduli dengan ibuku.

Suatu hari, sebuah surat undangan reuni sekolah sampai ke rumahku. Reuni itu berlangsung di kampung halamanku. Aku pergi untuk menemui bereuni dengan teman-teman sekolah. Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lamaku karena rasa penasaran saja. 
Tetapi aku menemukan ibu ku terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi aku tidak meneteskan satu air mata sekalipun. Ia memegang sepotong kertas di tangannya.. dan itu adalah surat untukku:

Anakku,
Aku pikir hidupku sudah cukup lama. Dan.. Aku tidak akan mengunjungi mu lagi.. Tetapi apakah itu terlau berlebihan jikalau aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-kali, nak? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat senang ketika mendengar kamu akan datang dalam reuni ini.

Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Demi kamu.. aku meminta maaf jikalau aku hanya memiliki satu mata dan aku hanya membawa kemaluan bagi dirimu.

Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan hanya memiliki satu mata.. maka aku memberikanmu mataku.. aku sangat bangga kepada mu karena kamu dapat melihat dunia dengan jelas, menggantikanku, dengan mata itu.

Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan. Beberapa kali ketika kamu marah kepadaku. Aku berpikir sendiri, ”Ini karena kamu mencintaiku.” Aku rindu ketika kamu masih sangat kecil. Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kamu adalah duniaku.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...