Ayah
Pablo Picasso adalah seorang pengajar seni, sehingga dia dididik sejak dini
sebagai seorang seniman. Ketika
berumur 19 tahun, dia pindah dari Spanyol ke Paris. Di sana dia seolah-olah
menjadi ikan kecil di dalam kolam yang lebih besar sehingga dia harus berjuang
untuk tetap bertahan. Dia tahu apa itu artiya hidup melarat. Dia pernah hidup
tanpa uang sepeserpun selama 1902. Picasso dikenal sebagai seorang yang
memiliki perhatian yang besar terhadap keadaan buruk dari orang-orang yang
tertekan. Beberapa lukisannya adalah gambaran dari keadaan yang mengerikan dari
kemiskinan, penyakit, dan orang-orang yang terbuang dari masyarakat. Dia hidup
dan mengidentifikakan diri terhadap masykarat yang terpinggirkan.
Kesedihannya
semakin mendalam karena sahabat dekatnya bunuh diri. Lukisan ini dilukis pada
1903, ketika sahabat dekat Picasso, Casagemas, baru saja bunuh diri. Karena
demikianlah dia sering menggunakan warna biru di dalam lukisannya untuk
gambaran melankolik. Masa-masa
ini dikenal sebagai “Blue Period” Picasso (1901-04).
Di
dalam lukisan tersebut ada seorang pria tua bongkok dan buta. Buta adalah
simbol dari seorang yang punya kekuatan inner vision.
Gitaris
tersebut memperlihatkan tidak ada tanda-tanda kehidupan dan mendekati ajal,
yang mengimplikasikan sedikitnya kesenangan di dalam dunia dan menekankan
kepedihan situasi hidupnya. Namun, gitar coklat adalah satu-satunya perubahan
warna yang ditemukan di lukisan. Warna gitar melawan seluruh background biru
yang ada di dalam lukisan. Gitar tersebut juga memiliki posisi di tengah, yang
berarti adalah pusat fokus dari sang gitaris tua dan orang yang melihat gitar
tersebut. Gitar tersebut menggambarkan dunia sang gitaris dan satu-satunya
menjadi pengharapan untuk tetap bisa tertahan. Ketika kita menghadapi situasi
yang paling sulit, keadaan yang paling memedihkan, apa yang menjadi sumber
pengharapan kita, yang tetap membuat kita untuk berjuang bertahan hidup?
No comments:
Post a Comment