Di dalam satu episode film
seri superhero The Flash dimana The Flash bertemu dengan Arrow untuk melawan
salah satu musuh The Flash yang memiliki kekuatan yang mirip dengan Flash. Kalau
itu, The Flash memiliki kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan ingin
mengubah masa lalu, maka dia coba berkonsultasi kepada ayahnya yang dipenjara
bukan karena kesalahannya, dia dipenjara karena dianggap membunuh istrinya, ibu
Flash. Tetapi ketika The Flash ingin kembali ke masa lalu dan ingin mengubah
keadaan: ibu tidak terbunuh dan ayah bisa hidup bebas dari tuduhan, mendengar
tersebut, maka ayahnya tidak setuju dengan Flash. Ayahnya mengatakan masa lalu
terjadi karena memiliki alasan, mungkin kita tidak tahu apa yang menjadi
alasannya, tetapi semua hal terjadi memiliki alasan yang jelas dan ayahnya
mempercayai hal tersebut. Flash bersikeras untuk kembali kemasa lalu untuk
membuat masa lalu lebih indah, tetapi ayahnya menolak. Ayahnya bertanya kepada
Flash, “Bagaimana kamu menjadi orang yang berbeda karena kamu mengubah masa
lalu menjadi indah dan membuang seluruh kepahitan tersebut? Flash, “I don’t
care.” Tetapi ayahnya mengatakan, “but I care.” Ayahnya melanjutkan, “Bagaimana
jikalau kamu tidak menjadi orang yang sekarang. Kamu sekarang bertumbuh menjadi
orang yang luar biasa. Kamu menjadi orang yang dewasa. Kamu menjadi orang yang
baik. Bagaimana jikalau semua itu berubah dan kamu tidak menjadi orang yang
seperti sekarang.”
Keputusan The Flash tersebut, yang ingin mengubah masa lalu,
yang menyesali masa lalu adalah sikap yang sama, yang dimiliki oleh begitu
banyak orang. Tetapi seharusnya kita seperti ayah Flash yang percaya bahwa
Tuhan menggunakan seluruh keadaan yang terjadi, bahkan hal yang buruk, bahkan
kejahatan sekalipun untuk alasan yang jelas, sesuai dengan kehendak Allah. Kita
bisa mengingat kisah Yusuf di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Yusuf seorang
perdana mentri yang begitu hebat. Dia adalah seorang yang baik dan menjadi
penyelamat dunia pada waktu itu. Dunia mengalami kelaparan tetapi Yusuf hadir
sebagai seorang pahlawan dan seorang yang bijak. Tetapi sebelum menjadi orang
yang besar, sebelum menjadi hero, maka Yusuf mengalami hal yang buruk di dalam
hidupnya: dia dibenci oleh kakak-kakaknya, dia mengalami kesulitan-kesulitan,
dia dijual, dijadikan budak, difitnah, diperlakukan secara tidak adil meskipun
dia menjadi orang yang berintegritas. Tetapi Yusuf menerima hal tersebut karena
mengerti bahwa segala yang terjadi pasti memiliki alasan karena Tuhan yang
mengendalikan segala sesuatu termasuk hal yang buruk. Yusuf mengatakan kepada
kakak-kakaknya, “Kamu mereka-rekakan yang jahat, tetapi Allah mereka-rekakan
yang baik.” Tanpa masa lalu yang terjadi maka Yusuf tidak akan memiliki
kesempatan menjadi orang yang begitu besar; tidak memiliki kesempatan menjadi pahlawan;
tidak memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan dan dipakai Tuhan.
Bagaimana dengan kehidupan
kita, segala yang terjadi, bahkan hal yang buruk sekalipun, apakah kita bisa
melihat melampaui seluruh pemikiran kita yang egois, dan melihat segala kesulitan
tersebut memiliki tujuan yang baik oleh Tuhan.
No comments:
Post a Comment