Tuesday 11 August 2015

The Flash & Makna Penderitaan Masa Lalu.

Di dalam satu episode film seri superhero The Flash dimana The Flash bertemu dengan Arrow untuk melawan salah satu musuh The Flash yang memiliki kekuatan yang mirip dengan Flash. Kalau itu, The Flash memiliki kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan ingin mengubah masa lalu, maka dia coba berkonsultasi kepada ayahnya yang dipenjara bukan karena kesalahannya, dia dipenjara karena dianggap membunuh istrinya, ibu Flash. Tetapi ketika The Flash ingin kembali ke masa lalu dan ingin mengubah keadaan: ibu tidak terbunuh dan ayah bisa hidup bebas dari tuduhan, mendengar tersebut, maka ayahnya tidak setuju dengan Flash. Ayahnya mengatakan masa lalu terjadi karena memiliki alasan, mungkin kita tidak tahu apa yang menjadi alasannya, tetapi semua hal terjadi memiliki alasan yang jelas dan ayahnya mempercayai hal tersebut. Flash bersikeras untuk kembali kemasa lalu untuk membuat masa lalu lebih indah, tetapi ayahnya menolak. Ayahnya bertanya kepada Flash, “Bagaimana kamu menjadi orang yang berbeda karena kamu mengubah masa lalu menjadi indah dan membuang seluruh kepahitan tersebut? Flash, “I don’t care.” Tetapi ayahnya mengatakan, “but I care.” Ayahnya melanjutkan, “Bagaimana jikalau kamu tidak menjadi orang yang sekarang. Kamu sekarang bertumbuh menjadi orang yang luar biasa. Kamu menjadi orang yang dewasa. Kamu menjadi orang yang baik. Bagaimana jikalau semua itu berubah dan kamu tidak menjadi orang yang seperti sekarang.”
        Keputusan The Flash tersebut, yang ingin mengubah masa lalu, yang menyesali masa lalu adalah sikap yang sama, yang dimiliki oleh begitu banyak orang. Tetapi seharusnya kita seperti ayah Flash yang percaya bahwa Tuhan menggunakan seluruh keadaan yang terjadi, bahkan hal yang buruk, bahkan kejahatan sekalipun untuk alasan yang jelas, sesuai dengan kehendak Allah. Kita bisa mengingat kisah Yusuf di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Yusuf seorang perdana mentri yang begitu hebat. Dia adalah seorang yang baik dan menjadi penyelamat dunia pada waktu itu. Dunia mengalami kelaparan tetapi Yusuf hadir sebagai seorang pahlawan dan seorang yang bijak. Tetapi sebelum menjadi orang yang besar, sebelum menjadi hero, maka Yusuf mengalami hal yang buruk di dalam hidupnya: dia dibenci oleh kakak-kakaknya, dia mengalami kesulitan-kesulitan, dia dijual, dijadikan budak, difitnah, diperlakukan secara tidak adil meskipun dia menjadi orang yang berintegritas. Tetapi Yusuf menerima hal tersebut karena mengerti bahwa segala yang terjadi pasti memiliki alasan karena Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu termasuk hal yang buruk. Yusuf mengatakan kepada kakak-kakaknya, “Kamu mereka-rekakan yang jahat, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik.” Tanpa masa lalu yang terjadi maka Yusuf tidak akan memiliki kesempatan menjadi orang yang begitu besar; tidak memiliki kesempatan menjadi pahlawan; tidak memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan dan dipakai Tuhan.

Bagaimana dengan kehidupan kita, segala yang terjadi, bahkan hal yang buruk sekalipun, apakah kita bisa melihat melampaui seluruh pemikiran kita yang egois, dan melihat segala kesulitan tersebut memiliki tujuan yang baik oleh Tuhan.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...