Sunday 12 July 2015

Perihal Kebijaksanaan #12: Mengerti Kapan dan Dimana Harus Berbicara



Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya. (Ams. 17:28)

Terkadang diam adalah emas. Tidak jarang seseorang dianggap bodoh karena tanpa sengaja mempermalukan dirinya sendiri dengan perkataan yang dia sendiri tidak mengerti. Karena itu salah satu karakter orang bijak adalah mengerti kapan dan dimana harus diam, kapan dan dimana harus berbicara. Ketika dia tidak mengerti apa yang sedang dipercakapkan, maka dia akan sebisa mungkin untuk menutup mulutnya, mengapa? Karena seorang bijaksana tahu bahwa jikalau dia berbicara maka mungkin dia akan merusak suasana pembicaraan atau akan dianggap menjadi badut karena tidak mengerti atau berkata sesuatu yang tidak bermakna mengenai pembicaraan tersebut. Zaman ini adalah zaman yang suka berbicara dan memaksa orang untuk suka berbicara. Siapa yang tidak bisa berbicara dianggap sebagai seorang yang bodoh. Namun, kita tidak boleh terpancing dengan sikap orang-orang seperti ini dimana memaksa orang lain harus berbicara. Mengapa? Karena ketika kita merasa harus berbicara karena takut dianggap bodoh, lalu kita mencoba diri untuk berbicara walaupun kita tidak mengerti maka kita akan jauh terlihat bodoh ketika kita sudah mulai berbicara. Website yang diberikan alamat socialtriggers.com mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat orang terlihat bodoh adalah omongan yang terlalu banyak dan omongan yang ingin terlihat pintar. Bukannya kita menjadi terlihat pintar, justru sebaliknya: terlihat begitu bodoh. Karena itu seorang bijaksana akan berhati-hati di dalam berkata-kata.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...