Juga orang
bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian
kalau ia mengatupkan bibirnya. (Ams. 17:28)
Terkadang
diam adalah emas. Tidak jarang seseorang dianggap bodoh karena tanpa sengaja
mempermalukan dirinya sendiri dengan perkataan yang dia sendiri tidak mengerti.
Karena itu salah satu karakter orang bijak adalah mengerti kapan dan dimana
harus diam, kapan dan dimana harus berbicara. Ketika dia tidak mengerti apa
yang sedang dipercakapkan, maka dia akan sebisa mungkin untuk menutup mulutnya,
mengapa? Karena seorang bijaksana tahu bahwa jikalau dia berbicara maka mungkin
dia akan merusak suasana pembicaraan atau akan dianggap menjadi badut karena
tidak mengerti atau berkata sesuatu yang tidak bermakna mengenai pembicaraan
tersebut. Zaman ini adalah zaman yang suka berbicara dan memaksa orang untuk
suka berbicara. Siapa yang tidak bisa berbicara dianggap sebagai seorang yang
bodoh. Namun, kita tidak boleh terpancing dengan sikap orang-orang seperti ini
dimana memaksa orang lain harus berbicara. Mengapa? Karena ketika kita merasa
harus berbicara karena takut dianggap bodoh, lalu kita mencoba diri untuk
berbicara walaupun kita tidak mengerti maka kita akan jauh terlihat bodoh
ketika kita sudah mulai berbicara. Website yang diberikan alamat socialtriggers.com
mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat orang terlihat bodoh adalah
omongan yang terlalu banyak dan omongan yang ingin terlihat pintar. Bukannya
kita menjadi terlihat pintar, justru sebaliknya: terlihat begitu bodoh. Karena
itu seorang bijaksana akan berhati-hati di dalam berkata-kata.
No comments:
Post a Comment