Saturday 4 July 2015

Perihal Kebijaksanaan #7: Tidak Merasa Paling Benar & Tidak Reaktif.



15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. 16 Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.
(Amsal 12:15-16)

            Ada dua karakter orang bijaksana menurut Amsal 12:15-16, yaitu:
1.    Tidak merasa diri yang paling benar. Seorang Kristen yang bijaksana mengerti bahwa dia bukanlah sumber kebijaksanaan. Sumber kebijaksanaan adalah Sang Hikmat yang memberikan pengetahuan dan kebijaksanaan kepada manusia. Karena pengertian ini, maka orang bijak akan tahu bahwa dia tidak senantiasa akan mengerti dan melakukan kebenaran. Sehingga dia tidak marasa dirinya adalah yang paling benar. Berbeda dengan orang bodoh. Orang bodoh adalah orang yang senantiasa merasa bahwa dia mengerti segala sesuatu, dia berjalan di jalan yang lurus menurut anggapannya. Karena itu orang bodoh adalah seorang yang anti terhadap nasihat. Namun, orang bijaksana karena mengerti bahwa dia tidak mengerti segala kebenaran, dia memerlukan kebijaksanaan dari orang lain, maka dia akan siap mendengarkan nasihat dari orang lain. Bukan berarti dia akan langsung menerima seluruh nasihat. Dia akan menimbang-nimbang apakah nasihat tersebut menurut kebenaran Tuhan atau tidak.
Seringkali kita menemukan orang lain bahkan diri kita sendiri merasa diri yang paling benar, kita membenci nasihat, sehingga jalan kita jauh dari kebenaran. Ini adalah sikap yang sangat tidak bijaksana. Tidak sedikit kisah orang-orang yang mengalami kehancuran karena merasa dirinya yang paling benar dan karena itu dia tidak siap menerima nasihat dari orang lain.
Kisah Archilles di dalam Film Troy bisa mengingatkan kita agar tidak merasa diri kita menjadi orang yang paling benar. Di dalam film Troy, Archilles adalah seorang tentara yang sangat kuat. Tidak pernah bisa dikalahkan. Karena itu dia merasa dirinya seorang yang sangat hebat sekali. Dia merasa dirinya yang paling benar, segala sesuatu harus sesuai dengan keinginannya. Dia tidak pernah mau tunduk kepada raja Agamemmnon dan tidak pernah menghargai raja tersebut bahkan dia berani untuk menentangnya. Ketika Yunani menyerang Troy, maka di dalam satu adegan. Dia berani menantang Tuhan. Anak buahnya menasihati, “Tuan. Tidaklah bijak untuk mempermainkan rumah Tuhan. Dia maha tahu dan jangan bermain-main dengan Nya.” Tetapi Archilles melihat patuh dewa tersebut kemudian memenggal kepalanya. Lalu sambil memukul-mukul dadanya tanda menantang dia mengatakan ke arah langit, “Ha? Ha?”. Dan perang Troy menjadi perang terakhir dari Archilles. Orang besar tersebut, orang yang merasa dirinya selalu benar tersebut harus mati karena kesombongannya yang melawan Tuhan. Dua kesalahan yang dilakukan oleh Troy karena merasa dirinya benar:
-       tidak mau menerima nasihat bawahan,
-       melawan Tuhan.
Demikianlah orang yang tidak bijak: merasa dirinya yang selalu benar. Dan karena anggapan itu, dirinya hancur.

2.    Tidak Reaktif. Sikap reaktif maksudnya di sini adalah sikap dimana ketika sesuatu terjadi maka orang tersebut akan langsung meresponinya secepat mungkin tanpa memiliki pertimbangan lebih lanjut. Seorang bodoh menurut Amsal, ketika dirinya merasakan sakit hati maka dia langsung bereaksi dengan menyampaikan sakit hatinya pada saat itu juga tanpa berpikir lagi. Karena itu dia melakukan tindakan-tindakan bodoh yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Ketika seseorang dihina dan merasa sakit, maka dia langsung marah saat itu juga, memukur meja dan membuat dirinya terlihat sangat negatif sekali. Orang-orang disekitarnya melihat dia melakukan suatu tindakan yang bodoh dan tidak sopan. Mungkin saja hinaan kepada dirinya itu tidak benar, namun karena tindakannya yang bodoh maka orang menganggap hinaan yang diberikan kepadanya pantas diberikan karena memang perilakunya sangat buruk. Berbeda dengan orang yang bijaksana. Ketika orang bijaksana merasa sakit hati, merasa diperlakukan tidak adil, maka dia tidak langsung bersikap reaktif. Dia mempertimbangkan apa reaksi apa yang harus dia lakukan setelah diperlakukan demikian: apa yang harus dia katakan dan kapan harus mengatakannya dan dimana harus dikatakan tentang isi hatinya. Sehingga dia tidak melakukan tindakan-tindakan bodoh yang membuat orang lain menjadi berpandangan negatif terhadapnya.
Ketika kita diperlakukan dengan tidak benar, ketika kita difitnah, ketika kita sakit hati, meskipun perlakukan orang lain tidak tepat terhadap kita, maka kita tidak boleh bersikap reaktif. Sikap reaktif hampir selalu bersifat destruktif terhadap diri kita sendiri. Bukannya membuat orang lain membela kita karena kita memang orang yang diperlakukan tidak adil, tetapi justru orang akan melihat kita adalah orang yang memang pantas untuk dihina seperti itu.
            Sikap yang reaktif pun tidak jarang membuat kita mengalami kehancuran di dalam kehidupan kita. Terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan, tanpa pikiran yang matang, tanpa pertimbangan sehingga kita mengalami kerugian. Pada suatu kali seseorang ditawari rekannya untuk berinvestasi pada sesuatu. Karena tergiur oleh janji keuntungan, ia buru-buru mengiyakan, meski istri dan anak-anaknya sudah mencoba mengingatkannya untuk berpikir baik-baik terlebih dahulu mengingat uang yang harus diinvestasikan tidaklah sedikit. Karena keuntungan yang dijanjikan tampaknya besar, ia takut tawaran keburu diambil orang lain dan mengambil keputusan untuk melakukan itu. Ia menjual tanah, mobil dan menggadaikan beberapa benda berharga bahkan sempat berhutang demi melunasi sesuai kesepakatan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa ia melakukan kesalahan besar. Investasi gagal dan uangnya dibawa lari. Ia pun sadar sudah ditipu, tetapi penyesalan datang terlambat. Hingga saat ini ia masih berjuang menutupi hutangnya dan harus rela kehilangan begitu banyak harta, belum lagi rasa bersalah yang harus ia pikul di depan istri dan anaknya yang harus pula ikut menanggung dan menderita akibat kecerobohan yang ia lakukan.
Amsal 19:2 mengatakan Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah. Salah langkah di dalam amsal ini bukan sekadar salah langkah yang sepele. Tetapi di dalam bahasa aslinya adalah  חטא chata' {khaw-taw'} yang berarti to sin (berdosa). Artinya sikap reaktif merupakah hal yang fatal dihadapan Allah. Dosa berarti melawan Allah. Sehingga dapat kita katakan orang yang tidak bijak, yang senantiasa tergesa-gesa pasti akan melawan Allah karena dia melakukan dosa dihadapan Allah.

No comments:

Post a Comment

Artikel Terpopuler

Saturn Devouring His Son - Fransico Goya (1819)

Salah satu lukisan yang paling mengerikan sepanjang sejarah: Saturn devouring his son yang dilukis oleh pelukis spanyol Francisco Goya (18...