Jikalau
engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh,
engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya. (Ams. 9:12)
Karakter
orang bijak selanjutnya adalah “TIDAK MENCEMOOH”. Apa yang dimaksud dengan kata
mencemooh di sini? Kata mencemooh bukan sekadar menghina. Di dalam bahasa
aslinya kata mencemooh (ליץ)
berarti:
1. Mock (menghina). Seorang yang bijaksana adalah
seorang yang tidak akan menghina orang lain. Karena menghina sesama adalah
sebuah dosa dihadapan Tuhan: Siapa menghina sesamanya berbuat dosa (Amsal 14:21). Tidak ada
alasan bagi orang bijak untuk dapat menghina orang lain. Baginya
keterbatasan intelektual bukanlah hal yang harus ditertawakan tetapi sesuatu yang
harus dikembangkan atau dididik. Ketika seorang yang memiliki keterbatasan
intelektual tersebut sudah memeras diri dan melakukan terbaik maka itu bukan
menjadi sesuatu yang hina. Seorang Kristen yang bijak mengerti: orang yang
tidak pintar, orang yang jelek bukan merupakan faktor inferior atau superior
tetapi merupakan kepercayaan yang Tuhan berikan kepada seseorang. Karena itu,
ketika orang yang bijaksana melihat hal tersebut, dia melihat kepada dirinya
bahwa dia juga dipercayakan sesuatu dari Tuhan yang tidak bisa digunakan
sebagai bahan untuk membandingkan diri dan menghina orang lain.
Kata
mock (menghina) senantiasa
diasosiasikan dengan kata ridicule
(menertawakan). Seringkali kita temukan orang-orang menertawakan kekurangan
orang lain, dijadikan bahan lelucon dengan isi yang menghina. Mengapa orang
lain tertawa? Karena melihat kerendahan orang lain dan melihat diri menjadi
orang yang lebih tinggi.
Alkitab
sangat tidak setuju dengan penghinaan. Kita bisa membaca berkali-kali Tuhan menghardik
orang yang menghina orang lain. Misalnya anak-anak yang senantiasa
mengejek-ejek pelayan Tuhan seperti Elisa, maka anak-anak tersebut dimatikan
oleh Allah. Ketika Elisa dihina, “Naiklah botak, naiklah botak!” Maka tiba-tiba
keluarlah dua beruang dan mencabik-cabik anak-anak tersebut (2 Raj. 2:23-4).
Mengapa
Tuhan sangat benci dengan orang yang suka menghina orang lain? Karena Tuhan
menganggap bahwa ketika seseorang menghina orang lain, sebenarnya juga sedang
menghina Tuhan yang menciptakan orang tersebut. Karena itu Amsal mengatakan: Siapa
mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya (Amsal 17:5).
2. Rebels (memberontak).
Pemberontakan merupakan hal yang sangat dibenci oleh Allah. Memberontak berarti
melawan otoritas yang Tuhan sudah berikan. Jikalau seorang anak memberontak
kepada orang tuanya, maka dia sedang melawan otoritas dari Allah yang diberikan
kepada orang tua. Jikalau warga negara memberontak kepada pemerintah, maka warga
tersebut sedang memberontak kepada otoritas yang berasal dari Allah. Demikian
juga orang muda harus tunduk kepada orang yang lebih tua, istri harus tunduk
kepada suami. Karena itu Paulus (Rom. 13:1-2), Petrus (1 Pet. 2:13; 18; 1 Pet.
3:1 Pet. 5:5), penulis Ibrani (Ibr. 13:17) dan rasul yang lain mengajarkan
bahwa setiap manusia harus taat kepada otoritas yang diberikan Tuhan. Selama
otoritas mengajarkan kita untuk hidup dijalan yang benar; atau tidak melarang
kita untuk beribadah dan melayani Tuhan, maka kita harus tunduk secara total
kepada pemerintah.
3. Talk big (boasting).
Orang bijak tidak akan menyombongkan diri. Mengapa? Karena dia sadar bahwa
segala sesuatu yang secara pandangan manusia adalah hal yang lebih baik dari
yang lain adalah anugerah dari Tuhan semata (sola gracia) sehingga baginya jikalau ingin memuji, pujilah Allah (soli deo gloria) yang memberikan hal
yang lebih di dalam kehidupannya. Seorang yang banyak bicara adalah seorang
yang menjengkelkan. Karena secara sadar dia sedang membanggakan orang lain dan
menghina orang yang dia anggap lebih rendah dari dirinya.
Seorang
yang menyombongkan diri juga adalah seorang yang pasti melakukan kebohongan. Mengapa?
Pertama, karena dia berbohong menganggap bahwa apa yang dia lakukan itu
berasal dari dirinya, padahal sebenarnya itu berasal dari Allah. Di dalam kamus
Merriam-Webster, boasting berarti to
express pride in oneself or one's accomplishments. Kedua, karena
dia sedang membanggakan lebih dari apa yang sesungguhnya. Sebenarnya apa yang
dia miliki tidak sebesar apa yang dia katakan. Namun demi membanggakan diri dan
terlihat hebat, maka dia membesar-besarkan apa yang dia miliki atau yang dia
telah lakukan ditambah dengan bumbu-bumbu di dalam percakapanannya sehingga
orang begitu terkagum akan dirinya. Namun, ketika orang-orang sadar, maka orang
yang membanggakan diri tersebut akan mendapatkan respon yang sebaliknya, yaitu
penghinaan dari orang lain. Karena itu Amsal mengatakan jikalau
engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya. (Ams. 9:12)
No comments:
Post a Comment